Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Mafia (yakuza) terbesar di selatan Jepang hingga kini masih dipegang oleh kelompok Kudokai. Markas lama sudah disita negara, tapi kini markas baru diminta polisi Jepang untuk ditutup.
"Hari ini polisi dan keamanan intelijen Jepang meminta dengar pendapat dengan pimpinan Kudokai mengenai properti markas barunya tersebut serta properti yang lain. Dihadiri oleh dua pimpinan Kudokai," papar sumber Tribunnews.com, Jumat (26/6/2020).
Komisi Keamanan Publik Prefektur Fukuoka, yang mempertimbangkan perintah penggunaan terbatas berdasarkan Undang-undang Penanggulangan Boryokudan, melakukan dengar pendapat dengan pihak Kudokai mengenai kantor markas baru Kudokai yang ditunjuk dengan predikat "geng berisiko khusus."
Wawancara diadakan mulai pukul 10.00, Jumat (26/6/2020), dan dihadiri dua eksekutif dari kantor Kudokai, memasuki Markas Besar Kepolisian Prefektur Fukuoka.
Kantor grup yang dikatakan digunakan sebagai markas baru oleh Kudokai setelah bekas kantor markas telah dihapus.
Seorang eksekutif yang mengikuti rapat mengatakan bahwa kantor itu sudah ditutup untuk dijual kepada kerabat, mengenai batasan penggunaan yang melarang anggota masuk dan pergi selama tiga bulan berdasarkan undang-undang anti-pemalsuan.
Baca: Pimpinan Yakuza Jepang Bunuh Diri Setelah Membunuh 2 Anaknya
Baca: Perang Antar Kelompok Yakuza Jepang di Kabukicho Shinjuku Tokyo Dimulai Lagi
Kudokai sejauh ini menolak untuk mendengar pendapat tentang pembatasan penggunaan kantor lainnya.
Komisi Keselamatan Publik telah memutuskan untuk membuat penilaian yang hati-hati kali ini karena Kudokai tampaknya berusaha menghindari perintah pihak keamanan, untuk menjaga fungsi organisasi yang bersangkutan.
Informasi lengkap yakuza dapat dibaca lengkap di www.yakuza.in