TRIBUNNEWS.COM - Pabrik pengolahan daging atau rumah jagal hewan milik perusahaan Toennies di Guetersloh, Negara Bagian North Rhine-Westphalia, Jerman menjadi sorotan dunia.
Wabah virus corona yang menginfeksi lebih dari 1.500 pekerja di rumah jagal hewan di Jerman diduga disebarkan melalui sirkulasi udara.
Hal tersebut disampaikan oleh Martin Exner, Direktur Institute for Hygiene and Public Health di University of Bonn.
Ia mengaku khawatir, kondisi di dalam pabrik pengolahan daging dengan sirkulasi udara dingin dan basah yang tertutup, dapat meningkatkan risiko penyebaran virus corona.
Baca: Lebih dari 1.500 Pekerja Rumah Jagal Hewan Terpapar Corona, Jerman Terpaksa Lockdown Lagi Wilayahnya
"Apa yang belum diketahui sejauh ini adalah dalam kondisi seperti itu, sirkulasi udara dapat membuat droplet tetap bergerak."
"Dan ini adalah faktor risiko lain yang telah diabaikan sejauh ini."
"Itulah pesan penting yang harus saya laporkan sekarang," papar Exner, dikutip Tribunnews dari Sky News.
Exner mengatakan, wabah yang terjadi di pabrik daging sejumlah negara seperti Jerman, AS, Inggris dan Prancis, perlu menjadi sorotan.
Baca: 657 Pekerja di Rumah Pemotongan Hewan Jerman Positif Covid-19, 7.000 Orang Dikarantina
Terlebih, untuk mempertimbangkan kembali terkait bangunan yang akan didirikan pabrik.
"Saya pikir konsekuensinya bagi industri pengolahan daging dan unggas akan besar," katanya.
Sementara itu pihak berwenang di Rhine-Westphalia Utara telah menangapi kritik atas penanganan wabah mereka di rumah jagal.
Tindakan penguncian telah diterapkan kembali di Guetersloh dan Warendorf.
Dimana, daerah tersebut merupakan rumah bagi 670.000 penduduk.
Baca: WHO: Politisasi Bikin Corona Tak Terkendali, Jerman Kembali Berlakukan Lockdown
Tetapi para kritikus berpendapat Gubernur Armin Laschet seharusnya bertindak lebih cepat.