TRIBUNNEWS.COM - Buntut kecelakaan Pakistan International Airleines menonaktifkan sepertiga dari pilotnya.
Keputusan itu dikeluarkan setelah penyelidikan pemerintah mengungkapkan bahwa ratusan pilot di seluruh negeri memiliki lisensi palsu dan tidak memenuhi syarat untuk terbang.
Dalam surat kepada pemerintah, Jumat (27/6/2020), Pakistan International Airlines (PIA) mengatakan, 141 dari 450 pilotnya tidak akan digunakan untuk tugas terbang.
Baca: 7 Orang Tewas dalam Serangan Bersenjata di Gedung Bursa Efek Pakistan
Baca: Kronologi Pilot Nekat Abaikan Petugas: Mesin Gagal Menyala & Pesawat Jatuh di Karachi Pakistan
"Mereka memiliki lisensi yang mencurigakan," kata pihak Pakistan International Airlines, yang dikutip Tribunnews dari CNN.com.
Surat itu, dikirim oleh Manajer Umum PIA Syed Qamar Maqbool, dibagikan kepada CNN pada Senin kemarin oleh Juru Bicara perusahaan, Abdullah Khan.
Pada Rabu pekan lalu, Menteri Penerbangan Pakistan Ghulam Sarwar Khan mengatakan, 262 pilot negara tersebut tidak mengikuti ujian mandiri.
Ghulam menerangkan, para pilot tersebut membayar orang lain untuk mengikuti ujian atas nama mereka.
"Mereka tidak memiliki pengalaman terbang," tegas Ghulam.
Baca: Pakistan International Airlines Dikecam atas Skandal Lisensi setelah Kecelakaan Pesawat di Karachi
Sebagai catatan, Pakistan dilaporkan memiliki 860 pilot aktif yang melayani maskapai domestiknya.
Ghulam menambahkan, termasuk Pakistan International Airlines, serta sejumlah maskapai penerbangan asing.
Lebih lanjut, Ghulam menyebut, semua maskapai besar di Pakistan telah diberikan 'daftar nama' pilot palsu, bersama dengan permintaan bahwa 'tindakan' harus diambil untuk mencegah mereka terbang.
Sejauh ini, Pakistan International Airlines satu-satunya operator yang mengambil tindakan yang dimaksudkan.
Baca: Terungkap Hasil Investigasi Pesawat Jatuh di Pakistan Tewaskan 98 Orang: Human Error
Hasil Penyelidikan Awal Unkap Sebab Kecelakaan
Masih dikutip dari CNN.com, hasil penyelidikan diumumkan sebagai bagian dari laporan awal tentang kecelakaan pesawat yang menewaskan 97 orang pada 22 Mei 2020 lalu.