Namun, World Healt Organization tak mengesahkan obat herbal tersebut.
Lantaran WHO menolak mengesahkan Covid-Organics, Rajoelina mengecam WHO.
Dikutip Tribunnews dari Anadolu Agency, April lalu, Rajoelina secara resmi meluncurkan Covid-Organics (CVO).
CVO merupakan ramuan herbal organik, yang diklaim Madagaskar dapat mencegah dan menyembuhkan pasien yang menderita coronavirus novel.
Baca: Gara-gara Dokumen Palsu, Timnas Malaysia Hentikan Proses Naturalisasi Bek Asal Afrika
"Jika itu adalah negara Eropa yang telah menemukan obat ini, akankah ada begitu banyak keraguan?," katanya dalam wawancara eksklusif dengan France 24.
''Masalahnya adalah bahwa itu berasal dari Afrika," ungkapnya.
"Dan mereka tidak dapat menerima bahwa negara seperti Madagaskar, yang merupakan salah satu negara termiskin di dunia, telah menemukan formula ini untuk menyelamatkan dunia," tambahnya.
Baca: Fakta Unik Madagaskar, Ada Suku yang Melakukan Ritual Menari Bersama Mayat
WHO Peringatkan Penggunaan CVO
Secara terpisah, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan terhadap penggunaan CVO.
Terutama penggunaan tanpa pengawasan medis dan memperingatkan terhadap pengobatan sendiri.
Lebih lanjut WHO, mengatakan mereka belum menyetujui ramuan untuk pasien yang menderita Covid-19.
Baca: Uji Klinis Vaksin Covid-19 di Jepang Dimulai Juli 2020
Baca: 22 Rumah Sakit di Indonesia Uji Klinis Empat Obat Covid-19, Remdesivir Masuk Kategori Potensial
WHO Serukan Uji Klinis
Lebih jauh, pada Kamis (7/5/2020), WHO, telah menyerukan uji klinis CVO.
Secara terpisah, Rajaoelina mengklaim CVO menyembuhkan 105 pasien Covid-19 di Madagaskar.