TRIBUNNEWS.COM - Banjir bandang dan tanah longsor melanda Luwu Utara, Sulawesi, menjadi sorotan media asing.
Bencana alam itu dikabarkan menelan korban sekira 21 orang, ratusan lainnya dilaporkan kehilangan tempat tinggal.
Satu di antara media asing yang menyoroti peristiwa ini yaitu Channel News Asia.
Korban tewas naik menjadi 21 orang setelah enam mayat ditemukan, termasuk jenazah seorang anak.
Baca: Korban Tewas di Luwu Utara 32 Orang dan 16 Orang Masih Belum Diketahui Nasibnya
Baca: PMI Sulsel Salurkan Bantuan Bencana Banjir Bandang di Luwu Utara
Namun, pihak berwenang belum memberikan keterangan jelas berapa banyak orang yang masih belum ditemukan.
Puluhan orang yang diduga tersapu banjir bandang telah ditemukan.
Sekira dua orang dilaporkan masih belum ditemukan.
"Jumlah orang hilang mungkin bertambah karena banyak desa belum melaporkan data pasti dari penduduk mereka yang hilang," ungkap Kepala Badan Mitigasi Bencana di Sulawesi Selatan, Muhammad Rizal.
Baca: BNPB Mencatat 21 Orang Meninggal Dunia Akibat Banjir Bandang di Luwu Utara
Baca: PUPR Tambah Alat Berat untuk Tangani Darurat Banjir Bandang di Luwu Utara
Anak 3 Tahun Hilang
Lebih lanjut, Putri Nirmala Pakaya, ibu dari putri berusia tiga tahun melaporkan anaknya masih belum ditemukan.
DIa memohon kepada para pejabat untuk membantu menemukan putrinya yang terbawa arus, lepas dari pelukan sang ayah.
"Kami tidur ketika banjir tiba-tiba melanda rumah kami kali ketiga, rumah kami ambruk," ungkapnya kepada AFP, Rabu.
Putri, suaminya dan sang anak yang berusia lima bulan selamat meski mengalami patah kaki.
Baca: Dua Mayat Perempuan Ditemukan, Korban Tewas Banjir Bandang di Luwu Utara 17 Orang
Ratusan Rumah, Kantor Pemerintah Dikepung Lumpur