News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Video Warga Uighur Diikat dan Dipaksa Naik Kereta, Dubes Tiongkok: Itu Bukan di Xinjiang

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Ayu Miftakhul Husna
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi - Dipenjara Tujuh Tahun karena Punya Tujuh Anak: Kisah Abdushukur Umar, Warga Uighur di Xinjiang China

Kemudian BBC memutarkan video kedua, berisi penuturan wanita Uighur yang mengaku disterilisasi paksa oleh pemerintah Tiongkok.

Liu membantah pernyataan itu dan mengatakan tidak ada kebijakan sterilisasi oleh pemerintah China.

Menurutnya pengakuan itu berasal dari pihak yang menganut sentimen anti-China.

Dubes juga mengatakan bahwa Amnesti Internasional tidak dihormati di China, lantaran tidak pernah mengatakan hal yang baik.

Protes dari Kalangan Internasional

Di sisi lain Menteri Luar Negeri Inggris, Dominic Raab menilai ada pelanggaran HAM di Uighur.

"Apa pun label hukumnya, jelas ada pelanggaran HAM berat, mengerikan yang terjadi," ujar Raab saat disinggung perlakuan China kepada Uighur yang disamakan dengan aksi genosida.

Catatan dugaan pelanggaran HAM oleh China kepada warga Uighur memicu kegeraman dari kalangan internasional.

Awal bulan ini, AS memberlakukan sanksi terhadap sejumlah pejabat China sebagai protes atas perlakuan terhadap warga Uighur dan kelompok minoritas lainnya.

Tiongkok dituduh melakukan penahanan massal, penganiayaan terkait agama, dan sterilisasi paksa terhadap warga Uighur dan lainnya.

Sanksi itu dialamatkan kepada politisi Partai Komunis Chen Quanguo dan tiga orang lainnya.

Baca: AS Sita Ekstensi Rambut dari China, Diduga Produk Kerja Paksa Anak dan Tahanan Uighur

Baca: China Bantah Laporan Investigasi Adanya Pemaksaan Aborsi dan Kontrasepsi Etnis Uighur di Xinjiang

Ilustrasi. Wanita Uighur menggendong bayi di Xinjiang, Rabu (11/11/2 (AFP/HECTOR RETAMAL)

Chen, yang duduk di Politbiro Partai Komunis China merupakan pejabat China berpangkat paling tinggi yang pernah terkena sanksi AS, jelas otoritas AS.

Dia dipandang sebagai perencana kebijakan Beijing terhadap kelompok minoritas.

Pejabat lain yang menjadi target adalah Wang Mingshan sebagai direktur Biro Keamanan Umum Xinjiang, Zhu Hailun anggota partai senior di Xinjiang, dan mantan pejabat keamanan Huo Liujun.

Semua pejabat China tersebut asetnya di AS dibekukan dan transaksi dengan mereka dianggap ilegal.

Namun Huo tidak dikenakan pembatasan visa sebagaimana yang lainnya serta keluarga mereka untuk memasuki AS.

Selain perorangan, sanksi juga dijatuhkan kepada Biro Keamanan Umum Xinjiang.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini