“Kami harus mempertimbangkan kemungkinan 30 hingga 35 juta lebih (warga Iran) menghadapi infeksi,” terang Rouhani, yang dikutip Tribunnews dari Al Jazeera.
Jumlah itu yang menurut Rouhani berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, jauh lebih tinggi dari angka resmi per Sabtu (19/7/2020) untuk kasus infeksi yakni 271.606, atau sesuai dengan lebih dari 30% dari populasi Iran 80 juta.
Namun Rouhani tidak menjelaskan detail perbedaan jumlah kasus itu ke publik saat pidato di televisi, seperti dilansir Reuters, Minggu (19/7/2020).
Lebih lanjut, Rouhani menerangkan, Iran mungkin harus bersiap menggandakan jumlah rawat inap.
Iran telah berjuang menahan wabah virus terburuk di Timur Tengah sejak mengumumkan kasus pertamanya pada pertengahan Februari 2020.
Iran tak melakukan lockdown penuh, tetapi menutup sekolah, dan membatalkan pertemuan publik serta melarang perjalanan antara provinsi pada Maret kemarin.
Pada bulan berikutnya, Iran mencabut lockdown dan membuka kembali perekonomiannya.