Bagian dari percobaan juga menggunakan mesin pengasapan untuk mengeluarkan asap yang dimaksudkan untuk membantu memvisualisasikan bagaimana virus corona dapat menyebar oleh aerosol.
Baca: Antisipasi Covid-19 di Perkantoran: Sirkulasi Udara Harus Baik, Hidangan Saat Rapat Tak Disarankan
Situs web universitas mengatakan risiko terkena COVID-19 saat menghadiri konser akan "sangat rendah," tetapi tidak menjamin bahwa konser itu bebas risiko.
Hingga kini, 878 orang telah mendaftar untuk konser tersebut.
Jika semuanya berjalan dengan baik, para ilmuwan berharap dapat mempresentasikan temuan mereka berdasarkan data pada bulan Oktober mendatang.
Baca: Pimpinan DPR Harap Uji Coba Vaksin Corona dari China Berjalan Sukses
Baca: Pastikan Vaksin Covid-19 Akan Ada, Erick Thohir Minta Masyarakat Tetap Terapkan Protokol Kesehatan
Di situs web universitas, Moritz mengatakan pelarangan berkumpulnya massa telah menjadi ancaman eksistensial bagi banyak atlet dan artis.
Sebab, para atlet dan artis sangat bergantung pada penonton untuk mendapatkan penghasilan, menurut Deutsche Welle.
Kerumunan besar di acara-acara resmi tidak disarankan selama pandemi.
Awal bulan ini, Selandia Baru, yang tampaknya telah berhasil mengalahkan virus, menjadi tuan rumah pertandingan rugby dengan 20.000 peserta.
Sementara itu, bulan lalu Presiden Donald Trump mengadakan rapat umum di Tulsa, Oklahoma, dengan sekitar 6.200 peserta.
Akan tetapi, seperti yang dicatat oleh The Guardian, acara besar sebagian telah dibatalkan.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)