TRIBUNNEWS.COM - Menteri Luar Negeri Israel, Gabi Ashkenazi menilai militer harusnya mengambil alih penanganan Covid-19 di Israel, Selasa (21/7/2020).
Dikutip dari Reuters, komentar dari koalisi utama Perdana Menteri Benjamin Netanyahu ini berisiko memicu ketegangan lain dalam pemerintahan.
Israel mengalami lonjakan kasus infeksi corona setelah membuka negara dan memulai bisnis lagi, pada Mei lalu.
Kasus infeksi perlahan meningkat melebihi 50.000 dan kematian di atas 400.
Baca: Tentara Israel Hancurkan Pusat Pengujian Virus Corona di Palestina
Baca: HNW: Penghapusan Palestina dari Peta Daring Menguatkan Penjajahan Israel
Selain itu lapangan kerja menyusut di Israel, menyebabkan banyak pengangguran.
Hal ini membuat elektabilitas PM Netanyahu menurun hingga di bawah 30 persen.
Kemarahan publik meledak di jalanan dan depan kediaman Perdana Menteri Netanyahu karena skandal korupsi ditambah krisis kesehatan yang semakin parah.
Bahkan rencana pemberian dana bantuan yang dilakukan Netanyahu dianggap penyuapan oleh masyarakat.
Perdana menteri dituduh terlibat penyuapan, penipuan, hingga pelanggaran kepercayaan.
Netanyahu didakwa dengan deretan skandal itu sejak November 2019.
Kasus-kasus itu berkaitan dengan hadiah dari rekan pebisnis yang diduga meminta bantuannya mempermudah regulasi media dengan imbalan pemberitaan yang baik.
Menlu Ashkenazi berharap pemerintah memutuskan untuk menyerahkan tanggung jawab penanganan pandemi kepada militer, daripada Menteri Kesehatan.
"Virus ini tidak akan meninggalkan kita selama setahun penuh."
"Karena itu perlu ada perubahan dalam manajemen," kata Ashkenazi kepada Ynet TV.
Baca: Sidang Dugaan Korupsi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu Digelar di Tengah Protes Massa
Baca: PM Israel Benjamin Netanyahu Dituntut Mundur dari Pemerintahan, Didakwa Suap hingga Penipuan