Dalam kasus Hongkong misalnya, politisi Demokrat mengecam dan menyerang China. Mereka menyebut China melakukan represi politik terhadap rakyat Hongkong.
Bagi Trump, mencemooh China bukan sesuatu yang baru. Ia melakukannya sejak lama. Mengecam apa yang disebutnya praktik bisnis "tidak adil".
Langkahnya itu dilakukan sekaligus mendorong tawar-menawar yang sulit dalam pembicaraan perdagangan dua negara, yang tuntas malam menjelang pandemi global corona.
Presiden AS terus mengecilkan China terkait angka kematian akibat virus corona. Ia menuduh Beijing “menggoreng” virus corona di laboratorium Wuhan.
China juga dipakai Trump guna menyerang Joe Biden. Ia menyebut Biden "lunak" dan "terlalu nyaman" bersama China.
Putra Joe Biden ikut diseret-seret karena bekerjasama dengan perusahaan China, sama seperti dia (Biden) melakukannya di Ukraina.
Kubu Biden menjawab kampanye negatif Trump itu sebagai ekspresi xenophobia. “Kekhawatiran seperti itu tidak boleh dibicarakan dan bersifat xenofobia," kata Direktur Komunikasi Kampanye Biden, Tim Murtaugh.
Senjata Russiagate ala Demokrat
Kubu Demokrat sebelumnya dalam pertarungan merontokkan Trump, telah berusaha mengunci Trump atas tuduhan terlibat skandal Rusia guna memenangkan kursi Presiden AS.
Kubu Biden juga menyerang balik Trump, menyebut Presiden AS itu terlalu lama bereaksi terhadap pandemi corona karena lebih memilih membuat kesepakatan perdagangan dengan China.
Memo Demokrat itu dipublikasikan media Axios pekan ini. “Menyebut Trump lemah di China adalah "pernyataan yang meremehkan," tepis siaran pers kubu Trump.
Baik Trump dan Biden, menurut Nebojsa Malic yang pernah aktif bekerja di situs Antiwar.com, tidak memikirkan risiko mempertaruhkan konfrontasi melawan kekuatan baru dunia itu.
Menggunakannya hanya sebagai cara untuk memenangkan kekuasaan (kursi presiden) di dalam negeri adalah mengganggu dan berbahaya.
Menurut Malic, ini bukan pertama kali dilakukan super power. “Umpan merah” adalah hal yang paling populer selama Perang Dingin. Politik identitas untuk menyerang kubu komunis.