Sumber-sumber Pro-Kurdi mengklaim serangan ini bisa mengurangi aktivitas ISIS terutama di tepi timur Sungai Eufrat.
Kelompok yang diyakini sudah babak belur ini masih memiliki jaringan sel yang luas di bagian wilayah Suriah ini. Jadi kembalinya ISIS hanya masalah waktu.
Suriah, selain Yaman dan Libya, saat ini menjadi negara paling menderita. Ia jadi medan tempur proksi banyak negara berkepentingan.
Erdogan secara vulgar, menduduki sebagian Provinsi Idlib. Ia mengirimkan ribuan tentara, kendaraan tempur, dan mengerahkan pesawat tempur nirawak.
Pendudukan Turki di Idlib ini sudah tak terhitung diprotes Presiden Bashar Assad. Damaskus mengecam pelanggaran kedaulatan oleh Turki yang sudah berlangsung lebih dari satu tahun itu.
Alasan Turki masuk Idlib adalah melindungi warga Suriah dari represi militer. Tapi jika menilik kisah di baliknya, invasi Turki ke Idlib itu lebih karena melindungi proksi-proksinya yang berkumpul di kota itu.
Di awal konflik Suriah, atau 9 tahun lalu, Turki merupakan agitator utama yang mendorong pendongkelan Bashar Assad. Sejumlah negara Arab mendukung usaha ini.
Tapi gerakan mendongkel Assad gagal total. Situasi berbalik ketika Rusia dan Iran datang membantu Suriah.
Setelah banyak wilayah yang tadinya dikuasai gerombolan bersenjata proksi asing, sisa kelompok itu berkumpul di Idlib, disusul kedatangan militer Turki ke provinsi itu.
Idlib merupakan provinsi yang berbatasan langsung dengan wilayah Turki. Gaziantep, kota Turki yang jadi pintu perlintasan masuk ke wilayah Idlib.
Kedatangan pasukan Turki tidak bersifat pasif. Mereka beberapa kali menyerang pos-pos dan kedudukan pasukan Suriah yang mengepung di pinggiran selatan Idlib.
Dilihat dari konstelasi politik kawasan, campur tangan Turki yang melemahkan Suriah ini sangat menguntungkan Israel.
Ini sisi keunikan lain Turki dan Erdogan di kancah perang Timur Tengah, selain mereka masih melayani kehadiran Kedubes Israel di negara itu.
Israel, dalam sebulan terakhir, berada di level tinggi ketegangan melawan Iran. Laporan yang dikutip New York Times (NYT), menyebut Tel Aviv ada di balik sabotase bom di Iran.