News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Mantan Kepala Mossad Israel Cemaskan Kian Mesranya Hubungan China-Iran

Editor: Setya Krisna Sumarga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Israel kembali pamerkan 3 prototipe tank canggih terbarunya, mulai dari memiliki kecerdasan buatan hingga dapat dikendalikan dengan kontrol Xbox.

TRIBUNNEWS.COM, TEL AVIV – Mantan Kepala Mossad, Danny Yatom, mengungkapkan kekhawatirannya atas kian mesranya hubungan China-Iran.  

Perjanjian ekonomi dan militer Teheran dan Beijing pekan lalu menimbulkan kecemasan di Israel, karena uang yang akan mengalir ke Iran akan menstabilkan ekonomi negeri itu.

Pada akhirnya, menurut Danny Yatom, bakal meningkatkan kapasitas Republik Islam Iran menantang keamanan kaum Yahudi Israel.

Pendapat dan analisis Danny Yatom itu dikutip media Rusia, Sputniknews.com, Rabu (29/7/2020). Pemerintah Iran telah berulang membuat retorika, tekanan asing takkan membuat Iran bertekuk lutur.

 “Sanksi ekonomi AS, sekeras apapun, tidak akan bisa membuat Iran bertekuk lutut,” kata Presiden Iran, Hassan Rouhani, Sabtu pekan lalu.

Ia menambahkan, solidaritas rakyatnya akan membantu bangsa Iran mengatasi langkah-langkah keras yang diberlakukan Gedung Putih.

Baca: Israel vs Iran, Ulasan di Balik Huru-hara Suriah dan Agresifitas Turki

Kesepakatan baru China-Iran berpotensi segera mangalirkan miliaran dolar dana ke ekonomi Iran. Langkah ini akan memulihkan Iran yang didera virus corona, dan berdampak sangat dalam.

Berdasar kesepakatan bisnis itu, Iran dalam jangka panjang akan mengekspor minyak ke China. Sekurangnya untuk jangka waktu 25 tahun ke depan menggunakan harga diskon.

Sebaliknya, Beijing akan menggelontorkan dana segar sekitar $ 400 miliar ke Iran. Mereka juga akan memperluas kehadirannya di bidang perbankan, telekomunikasi, konstruksi, pelabuhan, dan kereta api.

Perjanjian bilateral setebal 18 halaman itu juga menetapkan kerja sama militer yang luas yang mencakup latihan bersama, pengembangan senjata, dan berbagi intelijen.

Semuanya dikemas atas nama "perang melawan terorisme, narkoba, perdagangan manusia, dan kejahatan lintas batas".

Menurut Danny Yatom, mantan kepala agen mata-mata Israel itu, kesepakatan dengan Iran itu bagian kebijakan umum Beijing untuk memperluas pengaruhnya di kawasan Timur Tengah.

"Seperti halnya di Afrika, China menerima akses ke proyek infrastruktur bernilai miliaran dolar, Beijing menggunakan trik yang sama di Timur Tengah, mencapai kesepakatan dengan Teheran,” kata Yatom.

“ Tujuan mereka di sini sederhana: yang mereka inginkan hanyalah mendapatkan akses ke Mediterania dari mana mereka akan bisa lebih dekat ke Uni Eropa, mitra dagang terbesar China,” lanjutnya.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini