TRIBUNNEWS.COM - Seorang ahli bahan peledak, Chris Hunter, memberikan pendapat mengenai ledakan hebat di Ibukota Lebanon, Beirut.
Ia mempelajari beberapa video dan saksi mata tentang ledakan tersebut.
Menurutnya, hanya dengan beberapa detik rekaman amatir dan pengakuan saksi mata, para ahli bahan peledak dapat menemukan tanda-tanda penyebab ledakan.
Chris Hunter juga merupakan operator pembuangan bom anti-terorisme.
Baca: Ledakan di Beirut Lebanon, Saksi Mata Sebut Kota Gelap, Orang-orang Saling Memanggil, Berlumur Darah
Hunter juga menjadi saksi ahli dalam persidangan di Den Haag, tentang pembunuhan terhadap mantan perdana menteri Libanon Rafik al-Hariri pada 2005, yang terbunuh dalam bom mobil di Beirut tengah.
Berikut analisis Hunter soal ledakan di Beirut pada Selasa (4/8/2020), dikutip dari Sky News:
1. Kepulan asap putih, merah muda dan merah tidak mungkin dari bubuk mesiu atau bubuk hitam
Ketika ada ledakan biasanya menghasilkan dua jenis asap, hitam atau putih.
Jika berwarna hitam, artinya bahan peledak tinggi, jenis yang digunakan dalam peraturan militer atau bom mobil teroris.
Jika melihat asap putih itu biasanya konsisten dengan apa yang kita sebut bahan peledak rendah.
"Bagiku warna merah tua itu berasal dari api, jadi itu bisa dari bahan yang terbakar, furnitur atau semacam pewarna atau cat. Bisa juga dari jumlah debu di daerah itu."
"Bahan peledak tinggi meledak dengan gelombang kejut supersonik dari detonator, sementara bahan peledak rendah terbakar," ujarnya.
Menurutnya, hal pertama yang terpikirkan oleh Hunter melihat ledakan besar ini, sangat tidak mungkin menjadi bubuk mesiu atau amunisi di daerah seperti itu.
Ledakan di Beirut ini, lanjut Hunter lebih konsisten dengan ledakan rendah terbatas, sesuatu seperti ledakan kembang api.
2. Masalah sederhana seperti gudang yang berdebu dapat menambah campuran
Tidak harus hanya bahan peledak, jika terdapat campuran debu yang mudah menguap dan sesuatu yang mudah terbakar, itu bisa meledak.
Jadi, ketika mendengar tentang pabrik serbuk gergaji, pabrik tepung, pabrik gula, hal-hal semacam itu juga dapat menyebabkan ledakan.
Jadi itu bisa saja salah satu dari hal-hal itu yang terbakar yang kemudian menyebabkan ledakan.
Baca: Ledakan di Beirut, Kepala Palang Merah Lebanon: Kita Menyaksikan Bencana Besar
3. Kepala keamanan internal Lebanon mengatakan daerah itu memiliki bahan yang sangat mudah meledak tetapi bukan bahan peledak
Ada bahan yang ketika stimulus yang tepat diperkenalkan kepada mereka, berpotensi meledak dalam kondisi tertentu.
"Jadi, misalnya, oksigen di rumah sakit bisa meledak ketika cukup panas."
"Gas kalor tidak dirancang sebagai bahan peledak (kami menggunakannya sebagai bahan bakar sehari-hari) tetapi jelas di lingkungan tertentu ia dapat meledak."
"Saat Anda membatasi bubuk mesiu atau komposisi kembang api, Anda memasukkan nyala api ke dalamnya dan membakar seragam di seluruh area permukaannya. Karena mengurangi, itu mengeluarkan gas," jelasnya.
Salah satu hal yang unik tentang bahan peledak rendah adalah jika meningkatkan tekanan makameningkatkan laju pembakaran.
Jadi jika membatasi itu dalam wadah keras sehingga tidak memiliki tempat untuk menguap, akan mendapatkan ledakan instan.
4. Sebuah tim pemadam kebakaran di lokasi "menghilang" setelah ledakan
Salah satu tantangan nyata adalah tidak tahu berapa banyak yang benar-benar meledak.
"Kami melihat ledakan besar tetapi bagi petugas pemadam kebakaran yang masuk ke sana, mereka tidak hanya berhadapan dengan kobaran api yang sangat keras dan berbahaya, ada juga potensi hilangnya nyawa yang signifikan."
Baca: Rangkuman Insiden Ledakan di Beirut Lebanon, Jumlah Korban Diperkirakan akan Terus Bertambah
"Maka akan ada kerusakan struktural yang signifikan dan selain itu Anda tidak tahu berapa banyak bahan peledak asli masih utuh secara teknis tetapi terbakar," paparnya.
5. Kota yang macet dapat menambah bahaya
Beirut merupakan kota yang sangat padat penduduknya.
Meskipun ada petugas pemadam kebakaran dan layanan darurat lainnya, setiap kota yang mengalami dan menyaksikan ledakan sebesar ini pada awalnya akan berjuang untuk menemukan sumber daya untuk mengatasi hal ini.
Salah satu hal khususnya dengan infrastruktur transportasi Beirut, ada sangat sedikit angkutan umum dan jalan raya yang terbatas.
Sehingga ada kemungkinan besar kemacetan dan itu akan menambah tantangan.
(Tribunnews.com/Maliana)