TRIBUNNEWS.COM - Libanon melaporkan ledakan besar di gudang pelabuhan Beirut pada Selasa (4/8/2020) pukul 18.00 waktu setempat.
Ledakan di pelabuhan itu pun menimbulkan api yang membentuk awan jamur.
Presiden Lebanon, Michel Anoun mengatakan, ada 2.750 ton amonium nitrat disimpan secara tidak aman di gudang selama enam tahun terakhir.
Kediaman resmi presiden Lebanon itu, menurut media Pemerintah Lebanon, turut terdampak besarnya ledakan.
Ledakan itu menghancurkan jendela lorong, pintu masuk, dan salon, demikian kantor berita Lebanon melaporkan, Selasa.
”Pintu dan jendela di beberapa sayap istana terlepas. Tidak ada yang terluka," NNA juga melaporkan.
Baca: Dahsyatnya Ledakan Beirut, Mobil Terlempar Beberapa Meter hingga Gedung Hancur
Baca: Mengenal Amonium Nitrat, Senyawa yang Diduga Jadi Pemicu Ledakan Beirut dan Bahaya yang Ditimbulkan
Guncangan Dirasakan di Siprus
Ledakan yang mengguncang Beirut pada Selasa sore terasa di pulau tetangga Siprus.
Menurut European-Mediterranean Seismological Center (EMSC), jaraknya sekira 240 kilometer jauhnya dari Lebanon.
"Kami menerima sejumlah laporan dari Siprus yang tampaknya terkait dengan ledakan ini, melaporkan kebisingan dan jendela berderak," tulis EMSC melalui Twitter.
Beberapa pengguna media sosial juga menulis di Twitter.
Mereka merasakan ledakan di rumah mereka di Siprus.
"Ledakan itu terasa di Limassol, Siprus, jendela kita terguncang," cuit Elias Mavrokefalos.
Baca: Ledakan Dahsyat di Beirut Terasa Hingga ke Siprus
Baca: Libanon Kembali Lockdown, Infeksi Virus Corona Dilaporan Melonjak
"Aku memeriksa untuk melihat apakah kita dibom," ujar warga Limassol lain dalam tweet-nya.
Orang lain mengatakan, dia juga mendengar ledakan itu dan merasakan "getaran cahaya" di kota Nicosia.
Menteri Luar Negeri Siprus, Nikos Christodoulides, juga mencuit bahwa dia dalam komunikasi dengan Pemerintah Lebanon dan telah menginformasikan kesiapan Siprus segera untuk membantu Lebanon.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)