Terdapat tujuh kematian akibat virus corona dengan lebih dari 300 infeksi dilaporkan.
Menurut data Kementerian Kesehatan, hingga Rabu (12/8/2020) pagi, negara ini mencatat 7.121 kasus Covid-19 dan 87 kematian sejak Februari.
Sementara ini sebagian besar pasien kanker di tahap kritis Noun ditempatkan di rumah sakit di luar Beirut.
Gobran Pierre Tawk memiliki putri yang didiagnosa kanker sejak Desember lalu, di saat Lebanon menderita krisis ekonomi.
Tiga tahun lalu Tawk pindah ke Lebanon dari Australia untuk tinggal di negara ini, namun dia berencana akan pindah lagi pasca ledakan.
"Saya percaya di Lebanon, tapi saya juga seorang ayah."
"Prioritas saya adalah memastikan Amanda aman dan bahagia."
"Ada seseorang yang sedang sekarat karena kanker, dan itu haknya untuk mendapatkan perawatan," kata Tawk.
Baca: Otoritas Keamanan Negara Telah Beri Peringatan Sebelum Ledakan Besar Guncang Beirut
Baca: Daftar Sejumlah Menteri yang Mundur Akibat Ledakan di Beirut dan Krisis Ekonomi
Tawk mengaku cinta dengan negaranya ini, Lebanon.
Namun dia tidak ingin merasa was-was karena anak-anaknya tidak mendapat perawatan maksimal di sini.
Marita Reaidy, seorang pasien kanker berusia 7 tahun menganggap St. George sebagai rumahnya.
Selama ini dia selalu mendapatkan perawatan kanker di sana.
"Rumah saya sekarang hancur," katanya.
"Ini rumah sakitku. Sudah pergi. Aku tidak ingin rumah sakitku mati seperti ini," jelas bocah belia ini.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani/Maliana)