TRIBUNNEWS.COM - Senator Kamala Harris menarik perhatian dunia setelah namanya terukir dalam sejarah kursi pencalonan kepresidenan Amerika Serikat (AS).
Kamala Harris merupakan sosok yang dipilih Joe Biden, kandidat presiden AS dari Partai Demokrat.
Pencalonan Kamala Harris pun disebut mampu membuat perbedaan penting bagi kampanye Joe Biden.
Dengan cara yang terbilang unik, posisi Harris cukup mempengaruhi inisiatif kebijakan Biden mengenai masalah perempuan, hak-hak sipil, reeformasi kepolisian dan banyak lagi.
Mengutip Independent, meski Harris dikenal belum menjalani masa jabatan sebagai senator muda secara penuh di negara bagiannya, dia memiliki resume yang mengesankan.
Baca: Sosok Kamala Harris, Cawapres Partai Demokrat AS Pilihan Joe Biden
Baca: Capres Partai Demokrat AS Joe Biden Pilih Senator Kamala Harris sebagai Cawapres Gedung Putih
Harris tercatat memiliki latar belakang hukum yang luas.
Dengan pengalaman Harris sebagai senator di bidang keamanan nasional dan peradilan, kompetensi itu sukses dipadukan dengan terpilihnya menjadi wakil presiden yang maju mendampingi Biden.
Jika Biden menang November 2020 mendatang, Harris akan menjadi perempuan pertama dalam beberapa kategori.
Pertama, Kamala Harris tak hanya akan menjadi wakil presiden pertama wanita dalam sejarah AS.
Harris yang merupakan putri keturunan imigrasi Jamaika-India, akan menjadi wakil presiden kulit hitam pertama AS.
Dia juga akan menjadi wakil presiden India-Amerika pertama dalam sejarah AS.
Baca: Inilah Sosok Kamala Harris yang Ditunjuk Joe Biden Sebagai Cawapres di Pilpres AS
Baca: Politikus Sarah Palin Beri Selamat & Saran pada Cawapres AS Kamala Harris: Jangan Percaya Orang Baru
Reformasi Kepolisian
Sebagai satu dari dua senator demokrat kulit hitam, Harris adalah penulis utama RUU Reformasi Kepolisian versi Senat.
Meski RUU tersebut tak berhasil disetujui Senat Mitch McConnell, tetapi DPR yang dikendalikan Demokrat telah mengesahkan RUU tersebut.
RUU itu dibuat setelah kematian George Floyd, yang meninggal pada Mei 2020 lalu.
Kematian yang diakibatkan oleh tindak kekerasan polisi itu kemudian mendasari perubahan undang-undang ini.
Undang-undang itu pun mempermudah menuntut polisi serta lembaga pemerintah atas pelanggaran.
Lebih jauh, pandangan Harris mengenai kepolisian berkembang sejak menjadi jaksa penuntut di San Francisco dan Jaksa Agung California.
Baca: Delapan Prajurit Marinir AS Hilang di Laut Saat Latihan Perang di Lepas Pantai California
Baca: FBI Buru Ilmuwan China Terkait Hubungan Militer, Diduga Sembunyi di Konsulat Beijing San Francisco
Urusan Luar Negeri dan Keamanan Nasional
Kamala Harris dikenal sebagai aktor lama dalam urusan luar negeri.
Dia melayani selama empat tahun terakhir di Kmite Intelijen Senat.
Untuk dicatat, anggota Komite intelijen Senat memiliki akses eksklusif ke informasi rahasia tentang keterlibatan AS di seluruh duna.
“Sebagai salon wakil presiden, Harris memainkan peran penting dalam hubungan dengan negara asing," kata Profesor Ilmu Politik Georgia State University, Amy Steigerwalt.
Baca: Reaksi Trump Setelah Tahu Biden Pilih Senator Kulit Hitam Jadi Pendamping di Pemilu AS 2020
Baca: Joe Biden Pilih Senator Keturunan Afro-Asia Jadi Cawapres untuk Lawan Trump di Pilpres
Harris juga telah menunjukkan kesediaan untuk melihat lawan politik secara langsung dan menantang mereka secara langsung.
Ahli strategi Demokrat mengatakan, sikap keras sang senator pada sidang-sidang dinilai menunjukkan bagaimana dia bisa menghadapi para pemimpin asing.
Terutama para pemimping asing yang bermusuhan dengan AS, tambah ahli strategi Demokrat itu.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)