Kotey mengatakan banyak anggota ISIS akan tidak setuju dengan pembunuhan tersebut dengan alasan mungkin ada lebih banyak keuntungan jika korban tetap jadi tahanan politik mereka.
“Mengenai posisi saya, saya tidak melihat manfaat apa pun. Itu adalah sesuatu yang sangat disesalkan,” kata Kotey ringan.
Kotey sebaliknya, menyalahkan pemerintah barat karena gagal bernegosiasi dengan kelompok teroris
AS ingin negara asal para teroris kejam yang ditangkap itu memulangkan dan menuntut mereka. Tapi Menhan Inggris menolak, dan mengatakan mereka seharusnya tidak diizinkan kembali ke negara itu.
ISIS muncul dari kekacauan yang diciptakan oleh invasi pimpinan AS ke Irak pada 2003.
Memanfaatkan perang saudara di Suriah, kelompok tersebut menyatakan dirinya sebagai "kekhalifahan sedunia" di Mosul, Irak, pada Juni 2014.
Mereka melawan pasukan sekutu AS, dan berusaha memperluas kekuasaannya sepanjang 2015. Namun gerakan ISIS berubah setelah Rusia terjun di Suriah pada 2015.
ISIS membangun ibukota kekhalifahan versi mereka di Raqqa. Pada Oktober 2017, Kota Raqqa direbut pasukan SDF.
Pada Desember 2017, ISIS terisolasi di beberapa kantong terpencil di gurun Suriah dan perbatasan Irak-Suriah. Pemimpin ISIS, Abu Bakar Al Baghdadi dilaporkan tewas akibat serangan udara AS.(Tribunnews.com/RussiaToday/xna)