TRIBUNNEWS.COM - Militan Hamas mengatakan mereka meluncurkan beberapa rudal ke Israel, Jumat malam (21/8/2020) sebagai tanggapan atas serangan Israel berhari-hari di Gaza.
Mengutip Middle East Monitor, dalam siaran persnya, juru bicara Hamas Fawzi Barhoum mengatakan rudal diluncurkan untuk mengentikan serangan Israel.
"(Hamas) siap menghentikan agresi Israel apa pun terhadap Palestina." kata Barhoum.
Dia menekankan Israel harus mengakhiri pelanggarannya, menghentikan eskalasi yang sedang berlangsung dan mengakhiri pengepungan berusia 14 tahun yang diberlakukan di Gaza.
Baca: Hari ke-9 Israel-Hamas Memanas: Tank Israel Tembaki Pos Hamas di Jalur Gaza
Baca: Warga Gaza Palestina Demo Hingga Injak Poster Netanyahu dan Trump, Tolak Kesepakatan UEA-Israel
Juru bicara Hamas juga menyalahkan pendudukan Israel atas ketegangan yang sedang berlangsung di perbatasan timur Gaza.
Dia menunjuk pada pengepungan Israel dan pemboman harian terhadap pertanian dan situs perlawanan.
Barhoum berkata, pendudukan Israel tidak akan pernah berhasil melanggar keinginan rakyat Palestina atau mengakhiri perlawanan Palestina.
Baca: Anak-anak Palestina di Gaza Ikuti Lomba 17-an, dari Balap Karung hingga Ambil Koin dalam Tepung
Serangan Lebih dari 10 Hari
Untuk diketahui, pasukan pendudukan Israel telah melakukan serangan di Gaza selama lebih dari 10 hari.
Mereka mengklaim tindakan itu untuk menanggapi menerbangkan balon pembakar menuju permukiman Israel.
Tetapi, Middle East melaporkan, warga Gaza melanjutkan pengiriman balon setelah pendudukan Israel mundur dari komitmennya terhadap Gaza.
Perlawanan Palestina di Gaza mencapai kesepakatan dengan Israel yang dimediasi oleh PBB, Mesir, dan Qatar.
Dalam mediasi itu, kesepakatan yang disahkan mencakup pengurangan pengepungan Israel yang diberlakukan di Gaza.
Baca: Pesawat Tempur Israel Mengebom Jalur Gaza Selama 7 Malam Berturut-turut
Baca: Satu-satunya Pembangkit Listrik di Gaza Mati di Tengah Ketegangan dengan Israel
Selain itu juga memungkinkan donor internasional untuk melaksanakan proyek-proyek penting dan program penciptaan lapangan kerja.
Penutupan pembangkit listrik ini terjadi kurang dari sepekan setelah Israel menangguhkan pengiriman bahan bakar ke Palestina.
Sebelumnya, Palestina dikabarkan meluncurkan balon pembakar yang menyebabkan kebakaran semak di Israel selatan.
Kemudian, sebagai balasan, Israel melakukan serangan tujuh malam berturut-turut, bahkan mengirim 14 roket ke Gaza.
Mengutip Al Jazeera, Gaza yang berada di bawah militan Hamas bergantung pada Israel untuk sebagian besar energinya.
Baca: Israel Tutup Zona Penangkapan Ikan di Lepas Pantai Jalur Gaza
Baca: Militer Israel Serang Pos Pertahanan Hamas di Jalur Gaza
Dengan penduduk berjumlah dua juta, Gaza saat ini menerima listrik sekitar enam jam diikuti dengan pemadaman listrik selama 10 jam.
"Pasokan listrik sekarang mungkin turun menjadi hanya empat jam (per hari),” kata Mohammad Thabet, pejabat di perusahaan distribusi listrik utama Gaza.
Kini, rumah dan bisnis Gaza bergantung pada generator untuk menutupi pemadaman listrik yang berkepanjangan.
Hal ini pun meningkatkan tekanan keuangan pada orang-orang yang sebagian besar miskin.
Pejabat di Gaza mengatakan penutupan pembangkit listrik pada Selasa dikhawatirkan akan menyebabkan gangguan pada fasilitas vital seperti rumah sakit, yang juga dilengkapi dengan generator.
Baca: Israel Tutup Zona Penangkapan Ikan di Lepas Pantai Jalur Gaza
Baca: Emirat Arab Tegaskan Hubungan Diplomatik dengan Israel Tidak untuk Hadapi Iran
Lusinan Balon Helium Diterbangkan dari Gaza
Sebelumnya, lusinan balon helium yang membawa bahan pembakar telah diluncurkan dari Gaza dalam beberapa hari terakhir.
Aksi itu digambarkan oleh sumber-sumber politik sebagai upaya untuk menekan Israel agar melonggarkan blokade dan memungkinkan lebih banyak investasi Arab dan internasional.
Israel kemudian menanggapi dengan mengutip masalah keamanan dalam memberlakukan pembatasan.
Sumber-sumber itu mengatakan, balon-balon itu juga bagian dari upaya untuk membujuk Qatar untuk meningkatkan bantuan tunai kepada Hamas ketika negara Teluk itu berupaya untuk menurunkan ketegangan di perbatasan Gaza.
Israel telah melakukan sejumlah serangan udara selama seminggu terakhir terhadap posisi yang dipegang oleh Hamas dan faksi bersenjata lainnya, yang disalahkan atas insiden balon tersebut.
Baca: Israel Serang Pos Pengamatan Hamas, Klaim Sebagai Balasan atas Gangguan Perbatasan
Baca: Israel-UEA Aktifkan Saluran Telepon Antar Negara, Menyusul Normalisasi Hubungan Diplomatik
Pertempuran yang terjadi Minggu malam itu disebut sebagai eskalasi paling intens dalam beberapa bulan terakhir.
Mengutip ABC News, militan Palestina di Gaza menembakkan dua roket ke Israel salatan setelah serangan udara Israel menargetkan situs-situs milik penguasa militan Hamas di wilayah tersebut.
Baca: Saluran Telepon UAE-Israel Dibuka untuk Normalisasi Hubungan
Baca: POPULER Internasional: Di Balik Kesepakatan Damai UEA-Israel | Kamala Harris Bagi Kampanye Joe Biden
Militer mengatakan, sistem pertahanan udara, Iron Dome mencegat dua roket yang diluncurkan militan di Gaza ke Israel salatan.
Namun, aparat polisi mengatakan, jatuhnya roket menyebabkan kerusakan pada rumah di kota Sderot.
Paramedis dikabarkan merawat pria berusia 58 tahun karena luka ringan akibat pecahan kaca.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)