Onoda tak percaya dengan selebaran tersebut sehingga terus berjuang dari dalam hutan. Menganggap semua itu hanya propaganda musuh.
Selebaran itu menuliskan surat perintah tentara Jepang agar menyerah yang dicetak dari Jenderal Tomoyuki Yamashita dari Angkatan Darat Daerah Keempat Belas.
Bukti kalau perang dunia telah selesai. Tapi Onoda tetap tak percaya dan terus sembunyi di hutan.
Yuichi Akatsu meninggalkan yang lain pada bulan September 1949 dan menyerah kepada pasukan Filipina pada tahun 1950 setelah enam bulan sendirian.
Pada Juni tahun 1952, surat dan foto keluarga dijatuhkan dari pesawat mendesak mereka untuk menyerah, tetapi tentara yang masih bersembunyi termasuk Onoda kembali menganggap itu hanya tipuan.
Pada tanggal 7 Mei 1954, Shimada terbunuh oleh tembakan yang dilepaskan oleh regu pencari yang mencari orang-orang tersebut.
Kozuka terbunuh oleh dua tembakan yang dilepaskan oleh polisi setempat pada tanggal 19 Oktober 1972.
Onoda akhirnya menjadi sendirian di tengah hutan Filipina.
Pada tanggal 20 Februari 1974, Onoda bertemu dengan seorang pria Jepang, Norio Suzuki, yang sedang berkeliling dunia. Setelah pencarian selama 4 hari barulah ketemu Onoda.
Baca: Gaji Rata-rata Ninja Jepang Mencapai 2,8 Juta Yen Per Tahun
Onoda tetap tak mau ke luar dari hutan dan menyatakan, "Saya sedang menunggu perintah dari atasan."
Suzuki kembali ke Jepang dengan foto dirinya dan Onoda sebagai bukti pertemuan mereka, dan pemerintah Jepang menemukan komandan Onoda, Mayor Yoshimi Taniguchi, yang kemudian menjadi penjual buku.
Taniguchi terbang ke Pulau Lubang, dan pada 9 Maret 1974, dia akhirnya bertemu dengan Onoda dan memenuhi janjinya pada tahun 1944, "Apapun yang terjadi, kami akan kembali untukmu".
Taniguchi kemudian mengeluarkan Onoda perintah berikut:
"Sesuai dengan perintah Kekaisaran, Tentara Area Keempat Belas telah menghentikan semua aktivitas pertempuran. Sesuai dengan Komando Markas Besar tentara nasional No A-2003, Skuadron Khusus Markas Besar Staf dibebaskan dari semua tugas militer."