News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Huawei Boyong Investasi Teknologi dari Amerika ke Rusia

Editor: Setya Krisna Sumarga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Huawei. Produk smartphone asal China ini mulai mendapat hambatan berupa larangan masuk ke AS dan sejumlah negara di Eropa, namun China mengancam akan membalas dengan pelarangan serupa terhadap smartphone merk Nokia dan Ericsson.

TRIBUNNEWS.COM, BEIJING – Raksasa teknologi Huawei memboyong investasinya ke Rusia, menyusul kebijakan agresif AS yang memberangus gerak bisnis Huawei.

Huawei memutuskan mengalihkan investasinya dari AS, dan memperluas operasi di Rusia.Pernyataan disampaikan pendiri Huawei, Ren Zhengfei, dikutip Russia Today, Senin (31/8/2020).

“Setelah AS memasukkan kami ke dalam Entity List, kami mengalihkan investasi kami di AS ke Rusia, meningkatkan investasi Rusia, memperluas tim ilmuwan Rusia, dan meningkatkan gaji ilmuwan Rusia,” kata Ren.

Ren mengunjungi Universitas Jiao Tong Shanghai, salah di antara empat universitas terbaik di China. Meskipun kunjungan tersebut dilakukan akhir Juli, universitas tidak menerbitkan transkrip pidatonya hingga akhir pekan ini.

Tidak jelas berapa banyak vendor peralatan telekomunikasi terbesar di dunia sekarang mengalir ke Rusia.

Baca: Kasus TikTok dan Huawei, Perang Dagang AS-China, dan Ancaman Bencana Global  

Baca: Perang Dagang China di Balik Pembunuhan Qassem Soleimani, AS Cegah Nego Damai Iran-Saudi

Tahun lalu, Huawei mengumumkan rencananya untuk menginvestasikan lebih dari $ 10 juta dalam pengembangan ekosistem layanan selulernya di Rusia.

Mereka berjanji memberikan sekitar $ 7,8 juta untuk mempromosikan teknologi 5G di negara tersebut dan melatih 10.000 tenaga ahli pada 2025.

Huawesi juga telah bekerja sama dengan operator telekomunikasi Rusia pada peluncuran jaringan generasi berikutnya, dan membantu meluncurkan zona uji 5G pertama di Moskow.

Pemerintahan Trump telah memasukkan Huawei dan perusahaan China lainnya ke daftar hitam. Gedung Putih menuduh mereka adalah ancaman keamanan nasional bagi Amerika.

Terlepas dari bantahan Huawei atas tuduhan tersebut, Washington terus menekan perusahaan, baru-baru ini memutus pasokan chip ke Huawei.

Awal bulan ini, raksasa teknologi itu mengakui mereka harus berhenti membuat chipset yang menjalankan smartphone andalannya.

"Beberapa politisi AS ingin Huawei mati," kata pendiri Huawei dalam pidato yang diterbitkan baru-baru ini.

Ren menambahkan sikap politisi Amerika tidak mewakili perusahaan dan masyarakat Amerika, sehingga perusahaan tidak akan pernah membenci AS, apa pun yang terjadi.

Pembatasan Washington akan memaksa raksasa teknologi China Huawei untuk berhenti membuat chipset sebagai inti penggerak semua produk smartphone mereka mulai bulan depan.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini