News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Alexei Navalny Diduga Diracun dengan Racun Saraf Novichok, Apa Itu?

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny ambil bagian dalam pawai untuk mengenang pembunuhan kritikus Kremlin Boris Nemtsov di pusat kota Moskow pada 29 Februari 2020.

TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Jerman mengatakan pemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny diracun dengan zat  saraf Novichok.

Kritikus paling menonjol yang kerap menyorot Presiden Rusia Vladimir Putin diterbangkan ke Berlin untuk mendapat perawatan setelah jatuh sakit dalam penerbangannya kembali ke Kremlin dari Siberia bulan lalu.

Alexei Navalny dilaporkan dalam kondisi koma sejak saat itu.

Mengutip BBC, nama Novichok terakhir kali menjadi berita pada tahun 2018.

Baca: Jerman Ungkap Kritikus Presiden Vladimir Putin, Alexei Navalny Diracuni dengan Agen Saraf Novichok

Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny berdiri di dekat aparat penegak hukum di lorong sebuah pusat bisnis, yang merupakan kantor Yayasan Anti-Korupsi (FBK) miliknya, di Moskow pada 26 Desember 2019. (Dimitar DILKOFF / AFP)

Baca: Menlu AS Mike Pompeo Sampaikan Keprihatinan atas Insiden Alexei Navalny, Kritikus Putin yang Diracun

Saat itu, mantan mata-mata Rusia Sergei Skripal dan putrinya Yulia diserang di kota Salisbury di Inggris.

Rusia telah membantah tak memiliki peran apa pun dalam insiden Alexei Navalny atau keracunan Skripals.

Lebih lanjut, berikut ini Tribunnews rangkum beberapa hal yang perlu diketahui terkait agen saraf Novichok:

Dikembangkan di Uni Soviet

Dalam bahasa Rusia, nama Novichok berarti "pendatang baru".

Novichok dipakai sebagai identitas sekelompok racun saraf canggih yang dikembangkan oleh Uni Soviet pada 1970-an dan 1980-an.

Mereka dikenal sebagai senjata kimia generasi keempat dan dikembangkan di bawah program Soviet dengan nama sandi Foliant.

Keberadaan Novichok diungkapkan oleh ahli kimia Dr Vil Mirzayanov pada 1990-an, melalui media Rusia.

Dia kemudian membelot ke AS, di mana dia menerbitkan rumus kimia dalam bukunya, State Secret.

Baca: Kanselir Jerman Angela Merkel Minta Rusia Selidiki Dugaan Keracunan Alexei Navalny

Baca: Alexei Navalny Tiba di Berlin untuk Perawatan Medis, Kondisi Kesehatannya Mengkhawatirkan

Pada 1999, BBC mewartakan, pejabat pertahanan dari AS melakukan perjalanan ke Uzbekistan untuk membantu membongkar dan mendekontaminasi salah satu fasilitas pengujian senjata kimia terbesar bekas Uni Soviet .

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini