News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Jerman Ungkap Kritikus Presiden Vladimir Putin, Alexei Navalny Diracuni dengan Agen Saraf Novichok

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny berdiri di dekat aparat penegak hukum di lorong sebuah pusat bisnis, yang merupakan kantor Yayasan Anti-Korupsi (FBK) miliknya, di Moskow pada 26 Desember 2019.

Inggris menuduh intelijen militer Rusia melakukan serangan itu.

Perdana Menteri Boris Johnson mengutuk serangan terbaru itu sebagai tindakan yang "keterlaluan".

Baca: Kondisi Terkini Pemimpin Oposisi Rusia Alexei Navalny setelah Diracun Saat Kembali ke Moskow

"Pemerintah Rusia sekarang harus menjelaskan apa yang terjadi pada Mr Navalny - kami akan bekerja dengan mitra internasional untuk memastikan keadilan ditegakkan," tulis Boris Johnson di Twitternya.

Apa Kata Jerman?

Setelah pemerintah di Berlin merilis hasil tes toksikologi yang dilakukan di laboratorium militer, Kanselir Angela Merkel mengatakan sekarang ada "pertanyaan serius yang hanya bisa dan harus dijawab oleh pemerintah Rusia".

"Seseorang mencoba untuk membungkam (Navalny) dan atas nama seluruh pemerintah Jerman saya mengutuknya dengan sangat keras."

Kanselir Merkel mengatakan NATO Jerman dan mitra Uni Eropa telah diberitahu tentang hasil penyelidikan dan mereka akan memutuskan tanggapan yang sama dan tepat berdasarkan reaksi Rusia.

Pemerintah Berlin menerangkan, istri Navalny, Yulia Navalnaya dan duta besar Rusia untuk Jerman juga akan diberitahu tentang temuan itu.

Baca: Pemimpin Oposisi Rusia Alexei Navalny Diduga Diracun, Sosoknya Dikenal sebagai Kritikus Putin

Uni Eropa Tuntut Penyelidikan Dugaan Alexei Navalny Diracun Harus Transparan

Sementara itu, Uni Eropa menuntut penyelidikan "transparan" oleh pemerintah Rusia.

 "Mereka yang bertanggung jawab harus dibawa ke pengadilan," bunyi pernyataan itu .

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg juga menyerukan penyelidikan melalui unggahan Twitter.

Sementara Dewan Keamanan Nasional AS (NSC) mengatakan dugaan keracunan itu "benar-benar tercela".

"Kami akan bekerja dengan sekutu dan komunitas internasional untuk meminta pertanggungjawaban mereka di Rusia, di mana pun bukti mengarah, dan membatasi dana untuk kegiatan jahat mereka," kata seorang juru bicara NSC

Baca: Tokoh Oposisi Rusia Alexei Navalny Ditahan Lagi

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini