News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

POPULER INTERNASIONAL: Akibat Kaum Bumi Datar Cari 'Ujung Dunia' | Ngerinya Metode Interogasi Iran

Penulis: Citra Agusta Putri Anastasia
Editor: Whiesa Daniswara
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Berikut berita populer internasional selama 24 jam terakhir, dari akibat kaum Bumi Datar yang mencari 'ujung dunia' hingga metode interogasi Iran.

TRIBUNNEWS.COM - Berikut berita populer internasional selama 24 jam terakhir.

Pasangan penganut Bumi Datar di Italia baru-baru ini dikarantina setelah berusaha mencari 'ujung dunia' saat negara sedang lockdown.

Selain itu, ada pula Amnesty International yang menuduh pihak keamanan Iran menggunakan metode penyiksaan saat interogasi.

Baca: BERITA POPULER: Teknologi Gimbal Stabilization Vivo X50 | Cara Menggunakan Google Classroom

Dirangkum Tribunnews.com, berikut daftar populer internasional:

1. Akibat Kaum Bumi Datar Nekat Mencari 'Ujung Dunia'

Ilustrasi bumi datar atau flat earth. (IST)

Pasangan penganut Bumi Datar di Italia baru-baru ini dikarantina setelah berusaha mencari 'ujung dunia' saat negara sedang lockdown.

Pria dan wanita itu berasal dari Venesia.

Keduanya berusaha berlayar ke Lampedusa, sebuah pulau antara Sisilia dan Afrika Utara.

Mereka ingin membuktikan bahwa dunia adalah dua dimensi dan memiliki ujung.

Baca selengkapnya di sini>>>

Baca: Tragis, Pendukung Bumi Datar Tewas Tunggangi Roket Buatannya Sendiri

2. Intelijen AS Sedot Metadata Ponsel Jutaan Warga Amerika

Poster dukungan terhadap Edward Snowden di depan Gedung Putih. (Kompas.com)

Pengadilan banding federal AS memutuskan program pengumpulan metadata telepon yang digunakan Badan Keamanan Nasional (NSA) untuk memata-matai orang Amerika adalah illegal.

Fakta hukum ini persis seperti yang dikatakan eks agen NSA, Edward Snowden, yang membongkar praktik jahat intelijen AS ini tujuh tahun lalu.

Snowden kini tinggal di Rusia, mendapatkan suaka negara itu setelah kabur dari Amerika.

Putusan pengadilan banding federal AS itu diberitakan berbagai media, Kamis (3/9/2020).

Keputusan panel tiga hakim pengadilan banding Ninth Circuit diambil sehari sebelumnya, Rabu (2/9/2020).

Program "pengumpulan massal" metadata itu dinyatakan melanggar Undang-Undang Pengawasan Intelijen Asing.

Pendapat Hakim Marsha Berzon dilaporkan berisi banyak referensi ke Edward Snowden, dan perannya dalam mengungkapkan program tersebut kepada public.

Snowden kini berstatus dicari oleh pemerintah AS.

Baca selengkapnya di sini>>>

3. Khawatir Dipakai Rekrut Mata-mata, AS Tutup Seluruh Pusat Kebudayaan China di Negaranya

Ilustrasi Gedung Putih. (BBC)

Ketegangan hubungan diplomatik Amerika Serikat dengan China masih berlanjut.

Amerika Serikat ( AS) berencana akan menutup semua pusat budaya Institut Konfusius China di semua universitas AS, pada akhir tahun ini.

Hal itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, kepada Lou Dobbs di acara Fox Business Network, menurut laporan dari Reuters pada hari yang sama, Selasa (2/9/2020).

"Saya pikir semua orang datang akan mendapati risiko yang dikaitkan dengan mereka (institut konfisius China)," kata Pompeo.

Politisi Partai Republik ini menuduh lembaga yang didanai pemerintah China, seperti Institut Konfusius China, bekerja untuk merekrut "mata-mata dan kolaborator" di perguruan tinggi AS.

"Saya pikir lembaga-lembaga ini dapat melihat itu (potensi perekrutan), dan saya berharap kita akan menutup semuanya sebelum akhir tahun ini," ucapnya.

Bulan lalu, Pompeo melabeli lembaga pusat yang mengelola Institut Konfusius di AS sebagai "entitas yang meningkatkan propaganda global dan pengaruh jahat Beijing", serta mengharuskannya mendaftar sebagai misi asing.

David Stilwell, diplomat AS terkemuka untuk Asia Timur, mengatakan pada saat itu bahwa puluhan Institut Konfusius di kampus-kampus AS tidak dikeluarkan, tetapi universitas AS harus "mencermati" apa yang mereka lakukan di kampus.

Baca selengkapnya di sini>>>

Baca: Deteksi Keberadaan Kapal Perusak AS, China Kirim Jet Tempur dan Kapal Perang

4. Metode Interogasi Iran yang 'Mengerikan'

Amnesty International mengilustrasikan penyiksaan yang dilakukan aparat Iran saat demo besar-besaran 2019. (Amnesty International via Daily Mail)

Amnesty International pada Rabu lalu menuduh pihak keamanan Iran menggunakan metode penyiksaan saat interogasi.

Pihaknya menyoroti ratusan orang yang dipenjara saat protes besar-besaran bergulir tahun lalu.

Dikutip dari Daily Mail, demonstrasi besar meletus di Iran pada November 2019 karena harga bensin melonjak drastis.

Sayangnya, aksi itu dihentikan aparat keamanan dengan melakukan penangkapan besar-besaran.

Ditambah lagi, saat itu hampir seluruh wilayah Iran mengalami pemadaman internet total.

Amnesty International mengklaim telah mengumpulkan banyak kesaksian dari 7.000 orang yang diduga ditangkap.

Amnesty International mengilustrasikan penyiksaan yang dilakukan aparat Iran saat demo besar-besaran 2019.

Mirisnya diantaranya ada anak di bawah umur berusia 10 tahun.

Mereka menggambarkan penyiksaan itu dalam ilustrasi berupa katalog yang disebut sebagai pelanggaran HAM yang mengejutkan.

Baca selengkapnya di sini>>>

(Tribunnews.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini