TRIBUNNEWS.COM - Ilmuwan Rusia menerbitkan laporan pertama mereka mengenai uji awal vaksin virus corona.
Mereka mengklaim, uji awal menunjukkan adanya tanda-tanda kekebalan imun.
Mengutip BBC, laporan yang diterbitkan oleh jurnal medis The Lancet mengatakan, setiap peserta mengembangkan antibodi untuk melawan virus dan tidak memiliki efek samping yang serius.
Rusia melisensikan vaksin untuk penggunaan lokal pada Agustus 2020.
Sebelum data dipublikasikan, Kremlin dilaporkan sebagai negara pertama yang melakukannya.
Baca: Ilmuwan Ungkap Kelemahan Vaksin Virus Corona Buatan Rusia dan China, Akui Hanya Manjur 40 Persen
Baca: Ilmuwan SAGE Inggris: Virus Corona akan Selamanya Bersama Kita
Kecepatan Kerja Rusia Dipertanyakan
Namun, para ahli mengatakan uji coba itu terlalu kecil untuk membuktikan keefektifan dan keamanan.
Moskow memuji hasil tersebut sebagai jawaban atas kritik yang selama ini bergema.
Beberapa ahli Barat pun menyuarakan keprihatinan tentang kecepatan kerja Rusia.
Mereka mengkritik kerja cepat Rusia, dan curiga para peneliti mungkin mengambil jalan pintas.
Bulan lalu, Presiden Vladimir Putin mengatakan vaksin tersebut telah melewati semua pemeriksaan yang diperlukan dan salah satu putrinya sendiri telah diberikan.
Baca: Besok akan Jalani Uji Vaksin Covid-19, Emil Mengaku Dapat Pesan Begini dari Ibundanya
Baca: Ganjar Pranowo, Kian Moncer di Tengah Pandemi (2-Habis): Tak Tertarik Jadi Relawan Uji Vaksin Covid
Isi Laporan
Lebih jauh, dua uji coba vaksin, bernama Sputnik-V, dilakukan antara Juni dan Juli 2020, lapor The Lancet.
Masing-masing melibatkan 38 sukarelawan sehat yang diberi dosis vaksin dan kemudian vaksin penguat tiga minggu kemudian.