Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Sensus penduduk yang dilakukan setiap lima tahun sekali di Jepang dimulai Senin (14/9/2020) hari ini, dan pertama kali dilakukan secara online selain juga melalui pos maupun kunjungan petugas sensus langsung.
"Metode survei ini perlu ditinjau sejalan dengan perubahan zaman. Kali ini, karena pengaruh virus corona, kami meminta jawaban lewat internet sebanyak mungkin. Namun, kami ingin menjadikan ini sukses yang solid dan mengambil langkah pertama menuju perbaikan di masa depan," ungkap Taijiro Amukai, Kepala Divisi Sensus Nasional Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang, Senin (14/9/2020).
Sensus nasional dilakukan setiap lima tahun sekali untuk semua orang yang tinggal di Jepang, termasuk orang asing, untuk memahami situasi penduduk dan rumah tangga Jepang yang sebenarnya.
Dokumen seperti kuesioner akan didistribusikan ke setiap rumah tangga mulai tanggal 14 September ini, dan dapat dibalas melalui internet menggunakan komputer pribadi atau smartphone.
Survei tersebut akan menjawab 16 pertanyaan, termasuk status keluarga dan pekerjaan per 1 Oktober 2020. Survei selesai 7 Oktober 2020.
Selain itu dapat mengirim kuesioner melalui surat setelah tanggal 1 bulan depan, tetapi Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi meminta jawaban di internet sebanyak mungkin sebagai tindakan penanggulangan terhadap virus corona.
Sensus harus dijawab sesuai dengan Undang-undang Statistik, dan batas waktu tanggapan adalah bulan depan tanggal 7 Oktober 2020.
Di sisi lain, karena meningkatnya kesadaran akan privasi dan peningkatan jumlah rumah tangga lebih dari satu orang, jumlah kasus di mana penyidik mendengar dari penduduk tetangga meningkat, mencapai 13 persen dari total survei sebelumnya lima tahun lalu.
Survei ini merupakan tahun ke-100 sejak survei pertama tahun 1919.
Baca: Pelaku Pencurian Uang Lewat Aplikasi Docomo Jepang Diduga Berasal dari Perfektur Niigata
Hasil survei digunakan sebagai data dasar untuk langkah-langkah pemerintah pusat dan daerah seperti tindakan antisipasi terhadap penurunan angka kelahiran dan populasi yang menua serta kebijakan pencegahan bencana.
Juga digunakan dalam berbagai cara seperti meninjau pemekaran daerah pemilihan kecil di DPR dan menganalisis pasar perusahaan swasta.
Survei tersebut menargetkan semua orang yang tinggal di Jepang, termasuk orang asing, untuk setiap rumah tangga:
- Jumlah dan nama anggota rumah tangga,
- Jenis tempat tinggal dan periode tinggal,
- Ajukan total 16 pertanyaan, seperti status pekerjaan.
Dari jumlah tersebut, dalam pertanyaan latar belakang akademis, mengingat jumlah TKA yang semakin meningkat, “SD” dan “SMP” dipisahkan dari saat ini, dan perlu dipahami kebutuhan SMP malam yang bisa diikuti sambil bekerja.