TRIBUNNEWS.COM - Kandidat Presiden AS dari Partai Demokrat, Joe Biden secara blak-blakan membantah klaim Presiden Donald Trump bahwa vaksin Covid-19 akan segera tersedia dalam beberapa minggu.
Joe Biden memperingatkan warga Amerika Serikat agar tidak mempercayai kata-kata Donald Trump.
"Gagasan bahwa akan ada vaksin dan semunya akan baik-baik saja besok, itu tidak rasional," kata Biden di CNN town hall in Moosic, Pennsylvania, Kamis (17/9/2020).
Mengutip Reuters, Rabu kemarin Trump kembali mengatakan, vaksin untuk Covid-19 dapat siap didistribusikan menjelang pemilihan 3 November 2020 mendatang.
Baca: Biden: Saya Percaya Vaksin dan Ilmuwan, Tapi Tak Percaya Trump
Baca: AS Menguraikan Rencana Besar untuk Menyediakan Vaksin Covid-19 Gratis
Sebagian besar ahli kesehatan, termasuk Robert Redfield, Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengatakan, vaksin kemungkinan tidak akan tersedia secara luas hingga pertengahan 2021.
Karena komentar Biden, Trump menuduh Biden menyebarkan "retorika anti-vaksin".
Sementara Biden menegaskan, untuk keamanan vaksin, dia akan mendengarkan para ilmuwan, bukan presiden.
Siaran di CNN town hall in Moosic merupakan kali pertama sejak Biden menerima nominasi Partai Demokrat bulan lalu.
Acara tersebut memberi pemirsa kesempatan langka untuk melihat Biden menjawab pertanyaan langsung dari orang-orang yang mendukungnya.
Dalam acara itu, para peserta yang menyaksikan siaran, tetap berada di mobil yang diparkir di luar ruangan untuk memastikan mereka berada dalam jarak aman satu sama lain.
Baca: Donald Trump Tuduh Joe Biden Konsumsi Narkoba, Mary Trump: Paman Saya Putus Asa
Baca: Microsoft: Peretas Asal Rusia, China dan Iran Incar Kampanye Pilpres Joe Biden dan Donald Trump
Biden menghabiskan sebagian besar malamnya menyerang Trump karena penanganannya terhadap pandemi.
Termasuk pengakuan presiden sendiri kepada jurnalis Bob Woodward bahwa dia dengan sengaja meremehkan kematian penyakit itu.
“Dia tahu itu dan tidak melakukan apa-apa,” kata Biden.
"Ini dekat dengan (tindakan) kriminal," ungkap Biden.
Namun, Trump kemudian mengatakan dia berusaha menghindari kepanikan.
Biden mengatakan, dia tidak memiliki kekuatan untuk menegakkan mandat mengenai penggunaan masker secara nasional.
Dia kemudian menepis pernyataan dibuat pada Rabu, di mana Biden menyarankan presiden secara hukum dapat meminta masker di tengah keadaan darurat nasional.
Tetapi, Biden berjanji untuk mendorong setiap gubernur untuk melakukannya sambil mengkritik Trump karena mempertanyakan kemanjuran masker.
Baca: Waspadai Potensi Ambruknya Pasar Saham Jilid II Jika Partai Demokrat Menang Pemilu AS
Baca: Presiden Trump Menuduh China Dalang Protes BLM di AS Agar Joe Biden Menang Pemilu
Menuju Pemilihan 3 November 2020
Dalam beberapa pekan terakhir, Biden telah mulai mengadakan acara kampanye lagi di negara bagian lain.
Trump, yang telah kembali mengadakan demonstrasi skala besar, berpartisipasi dalam town hall ABC dengan pemilih yang ragu-ragu awal pekan ini, di mana dia membela tanggapan pemerintahannya terhadap wabah itu.
Pada rapat umum luar ruangan di Mosinee, Wisconsin, pada Kamis malam, Trump mengatakan kepada para pendukung bahwa Biden "akan benar-benar memberantas ekonomi negara bagian Anda" dan mengejek acara CNN karena memisahkan para peserta di dalam mobil.
Biden dan Trump keduanya akan melakukan perjalanan ke Minnesota pada hari Jumat mendatang.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)