TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny menuduh Rusia menyembunyikan bukti sangat penting.
Ia juga menuntut pihak berwenang mengembalikan pakaian yang dipakainya saat pingsan karena keracunan racun Novichok.
Hal tersebut disampaikan Navalny lewat sebuah unggahan di Instagram.
"Sebelum mereka mengizinkan saya dibawa ke Jerman, mereka melepas semua pakaian dan mengirim saya telanjang bulat," tulis Navalny di unggahannya, Senin (21/9/2020).
"Mengingat Novichok ditemukan di tubuh saya dan infeksi kontak sangat mungkin terjadi, pakaian saya merupakan bukti yang sangat penting," tegasnya.
"Saya menuntut agar pakaian saya dikemas dengan hati-hati dalam kantong plastik dan dikembalikan kepada saya," tuturnya.
Lebih lanjut, Navalny juga mengunggah foto yang manis di Instagram yang didedikasikannya untuk sang Istri.
Navalny memuji sang istri yang membawanya kembali ke kehidupan di rumah sakit Berlin.
Dia mengatakan, telah melewati anniversay mereka saat sakit.
Kata Navalny, mendengar suara sang istri, secara tidak sadar menyembuhkannya ketika keluar dari koma dan induksi medis.
"Cinta menyembuhkan dan menghidupkanku kembali. Julia, kau menyelamatkanku, dan biarkan itu tertulis di buku teks tentang ilmu saraf," katanya dalam postingan, yang menunjukkan dia duduk di balkon rumah sakit bersama istrinya.
Pada Sabtu, Navalny menggambarkan gejalanya yang parah setelah sakit di pesawat pada 20 Agustus.
Ia masih berjuang untuk menuangkan segelas air atau menggunakan telepon.
Baca: Staf Alexei Navalny: Jejak Racun Novichok Ditemukan dari Botol Air Kamar Hotel di Siberia
Setelah berhembus kabar Alexei Navalny diracun, Moskow mengklaim tak menemukan apapun meski Alexei Navalny dilaporkan koma.