TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan mengakui pasukannya banyak menjadi korban dalam pertempuran dengan Azerbaijan untuk memperebutkan wilayah Nagarno-Karabakh.
Mengutip BBC, Pashinyan mengatakan, saat ini pasukan Armenia masih dalam kendali.
Sementara, para pemimpin Rusia dan Turki mendesak diakhirinya pertempuran tersebut.
Nagarno-Karabakh secara internasional diakui sebagai bagian dari Azerbaijan, tetapi daerah kangtongnya dikendalikan oleh warga Armenia.
Pertempuran terbaru yang meletus pada 27 September 2020, menjadi perang paling sengit dalam beberapa dekade.
Baca juga: Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev Akui Jet Tempur F-16 Turki Ada di Negaranya
Baca juga: Armenia Siapkan Kasus Hukum Pelibatan Petempur Sipil Asing oleh Azerbaijan
Ratusan orang dilaporkan tewas, bak dari pihak Armenia mau pun Azerbaijan.
Rusia sempat menengahi gencatan senjata kedua negara berkonflik tersebut akhir pekan lalu.
Tetapi, gencatan senjata belum dilaksanakan hingga saat ini.
Kedua negara berperang berdarah di Nagorno-Karabakh pada akhir 1980-an dan awal 1990-an.
Meski pun mereka mengumumkan gencatan senjata pada tahun 1994, mereka tidak pernah berhasil menyetujui perjanjian damai.
Baca juga: Gencatan Senjata di Nagorno-Karabakh Rapuh, Armenia-Azerbaijan Masih Silih Serang
Baca juga: Gelandang Arsenal Mesut Ozil Dukung Azerbaijan atas Konflik di Nagarno-Karabakh
Apa kata Pashinyan?
Dalam pidato yang disiarkan televisi kepada negara itu pada Rabu, Pashinyan mengatakan Armenia telah menderita "banyak korban".
"Saya menghormati semua korban kami, para martir, keluarga mereka, orang tua mereka dan terutama ibu mereka, dan saya menganggap kehilangan mereka kehilangan saya, kehilangan saya pribadi, kehilangan keluarga saya," katanya.
“Kita semua perlu tahu bahwa kita sedang menghadapi situasi yang sulit,” tambahnya.
Baca juga: Konflik Armenia vs Azerbaijan: Jumlah Korban Meningkat, Ribuan Orang Tinggalkan Rumah Mereka
Tapi Pashinyan mengatakan bahwa meski pun "kehilangan tenaga dan peralatan", pasukan Armenia masih dalam kendali umum dan telah menimbulkan "banyak kerugian tenaga dan peralatan pada musuh."
"Ini bukan pernyataan putus asa. Saya memberikan informasi ini karena saya berkomitmen untuk mengatakan yang sebenarnya kepada orang-orang kami," katanya.
"Kita harus menang, kita harus hidup, kita harus membangun sejarah kita, dan kita membangun sejarah kita, epik baru kita, pertempuran heroik baru kita".
Baca juga: POPULER INTERNASIONAL: Xi Jinping Perintahkan Siap Perang | China Punya Utang Luar Negeri Terbanyak
Apa lagi yang terjadi?
Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev, menuduh Armenia menargetkan jaringan pipa gas dan minyaknya, Rabu (13/10/2020).
"Armenia mencoba menyerang dan mengambil kendali jaringan pipa kami," katanya dalam wawancara dengan penyiar Turki Haberturk.
"Jika Armenia mencoba untuk mengambil alih jaringan pipa di sana, saya dapat mengatakan bahwa hasilnya akan sangat buruk bagi mereka," katanya.
Kementerian Pertahanan Azerbaijan juga mengatakan telah menghancurkan peluncur rudal balistik di dalam Armenia yang menargetkan kota-kotanya.
Baca juga: Pasukan MIliter Pakistan Dukung Penuh Azerbaijan di Nagarno-Karabakh
Juru bicara kementerian pertahanan Armenia Shushan Stepanyan membenarkan bahwa posisi telah diserang tetapi membantah bahwa pasukan Armenia pernah menembakkan "satu rudal, peluru atau proyektil" ke Azerbaijan, kantor berita AFP melaporkan.
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berbicara melalui telepon pada hari Rabu, dalam panggilan telepon pertama mereka sejak bentrokan pecah.
"Mereka menekankan kebutuhan mendesak akan upaya bersama untuk mengakhiri pertumpahan darah secepat mungkin dan bergerak ke penyelesaian damai masalah Nagorno-Karabakh," kata Kremlin.
Baca juga: Armenia vs Azerbaijan: Bentrokan Sengit di Nagarno-Karabakh, Pasukan Armenia Hancurkan Kota Ganja
Fakta Kunci Konflik di Nagorno-Karabakh
1. Wilayah pegunungan dengan luas sekitar 4.400 kilometer persegi
2. Secara tradisional dihuni oleh orang-orang Armenia Kristen dan Muslim Turki
3. Di masa Soviet, itu menjadi wilayah otonom di dalam republik Azerbaijan
4. Diakui secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan, tetapi mayoritas penduduknya adalah etnis Armenia
5. Diperkirakan satu juta orang mengungsi akibat perang pada 1988-1994, dan sekitar 30.000 tewas
6. Pasukan separatis merebut beberapa wilayah ekstra di sekitar kantong di Azerbaijan dalam perang tahun 1990-an
7. Turki secara terbuka mendukung Azerbaijan
8. Rusia memiliki pangkalan militer di Armenia
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)