News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Armenia vs Azerbaijan

Konflik Armenia vs Azerbaijan di Nagarno-Karabakh: PM Armenia Akui Ada Banyak Korban

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan

TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan mengakui pasukannya banyak menjadi korban dalam pertempuran dengan Azerbaijan untuk memperebutkan wilayah Nagarno-Karabakh.

Mengutip BBC, Pashinyan mengatakan, saat ini pasukan Armenia masih dalam kendali.

Sementara, para pemimpin Rusia dan Turki mendesak diakhirinya pertempuran tersebut.

Nagarno-Karabakh secara internasional diakui sebagai bagian dari Azerbaijan, tetapi daerah kangtongnya dikendalikan oleh warga Armenia.

Pertempuran terbaru yang meletus pada 27 September 2020, menjadi perang paling sengit dalam beberapa dekade.

Baca juga: Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev Akui Jet Tempur F-16 Turki Ada di Negaranya

Baca juga: Armenia Siapkan Kasus Hukum Pelibatan Petempur Sipil Asing oleh Azerbaijan

Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan (FB)

Ratusan orang dilaporkan tewas, bak dari pihak Armenia mau pun Azerbaijan.

Rusia sempat menengahi gencatan senjata kedua negara berkonflik tersebut akhir pekan lalu.

Tetapi, gencatan senjata belum dilaksanakan hingga saat ini.

Kedua negara berperang berdarah di Nagorno-Karabakh pada akhir 1980-an dan awal 1990-an.

Meski pun mereka mengumumkan gencatan senjata pada tahun 1994, mereka tidak pernah berhasil menyetujui perjanjian damai.

Baca juga: Gencatan Senjata di Nagorno-Karabakh Rapuh, Armenia-Azerbaijan Masih Silih Serang

Baca juga: Gelandang Arsenal Mesut Ozil Dukung Azerbaijan atas Konflik di Nagarno-Karabakh

Apa kata Pashinyan?

Dalam pidato yang disiarkan televisi kepada negara itu pada Rabu, Pashinyan mengatakan Armenia telah menderita "banyak korban".

"Saya menghormati semua korban kami, para martir, keluarga mereka, orang tua mereka dan terutama ibu mereka, dan saya menganggap kehilangan mereka kehilangan saya, kehilangan saya pribadi, kehilangan keluarga saya," katanya.

“Kita semua perlu tahu bahwa kita sedang menghadapi situasi yang sulit,” tambahnya.

Baca juga: Konflik Armenia vs Azerbaijan: Jumlah Korban Meningkat, Ribuan Orang Tinggalkan Rumah Mereka

Tapi Pashinyan mengatakan bahwa meski pun "kehilangan tenaga dan peralatan", pasukan Armenia masih dalam kendali umum dan telah menimbulkan "banyak kerugian tenaga dan peralatan pada musuh."

"Ini bukan pernyataan putus asa. Saya memberikan informasi ini karena saya berkomitmen untuk mengatakan yang sebenarnya kepada orang-orang kami," katanya.

"Kita harus menang, kita harus hidup, kita harus membangun sejarah kita, dan kita membangun sejarah kita, epik baru kita, pertempuran heroik baru kita".

Seorang prajurit Tentara Pertahanan Karabakh menembakkan artileri ke arah posisi Azeri selama pertempuran yang sedang berlangsung di wilayah Nagorno-Karabakh pada 4 Oktober 2020. (Handout / RazmInfo/Armenian Defence Ministry / AFP)

 Baca juga: POPULER INTERNASIONAL: Xi Jinping Perintahkan Siap Perang | China Punya Utang Luar Negeri Terbanyak

Apa lagi yang terjadi?

Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev, menuduh Armenia menargetkan jaringan pipa gas dan minyaknya, Rabu (13/10/2020).

"Armenia mencoba menyerang dan mengambil kendali jaringan pipa kami," katanya dalam wawancara dengan penyiar Turki Haberturk.

"Jika Armenia mencoba untuk mengambil alih jaringan pipa di sana, saya dapat mengatakan bahwa hasilnya akan sangat buruk bagi mereka," katanya.

Kementerian Pertahanan Azerbaijan juga mengatakan telah menghancurkan peluncur rudal balistik di dalam Armenia yang menargetkan kota-kotanya.

Baca juga: Pasukan MIliter Pakistan Dukung Penuh Azerbaijan di Nagarno-Karabakh

Juru bicara kementerian pertahanan Armenia Shushan Stepanyan membenarkan bahwa posisi telah diserang tetapi membantah bahwa pasukan Armenia pernah menembakkan "satu rudal, peluru atau proyektil" ke Azerbaijan, kantor berita AFP melaporkan.

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berbicara melalui telepon pada hari Rabu, dalam panggilan telepon pertama mereka sejak bentrokan pecah.

"Mereka menekankan kebutuhan mendesak akan upaya bersama untuk mengakhiri pertumpahan darah secepat mungkin dan bergerak ke penyelesaian damai masalah Nagorno-Karabakh," kata Kremlin.

Baca juga: Armenia vs Azerbaijan: Bentrokan Sengit di Nagarno-Karabakh, Pasukan Armenia Hancurkan Kota Ganja

Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev (CNN)

Fakta Kunci Konflik di Nagorno-Karabakh

1. Wilayah pegunungan dengan luas sekitar 4.400 kilometer persegi

2. Secara tradisional dihuni oleh orang-orang Armenia Kristen dan Muslim Turki

3. Di masa Soviet, itu menjadi wilayah otonom di dalam republik Azerbaijan

4. Diakui secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan, tetapi mayoritas penduduknya adalah etnis Armenia

5. Diperkirakan satu juta orang mengungsi akibat perang pada 1988-1994, dan sekitar 30.000 tewas

6. Pasukan separatis merebut beberapa wilayah ekstra di sekitar kantong di Azerbaijan dalam perang tahun 1990-an

7. Turki secara terbuka mendukung Azerbaijan

8. Rusia memiliki pangkalan militer di Armenia

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini