TRIBUNNEWS.COM, WUHAN - Enam bulan yang lalu, kampung halaman Yi Yu mengalami 'lockdown' pertama dan salah satu yang paling ketat di dunia.
Tetapi selama pekan libur nasional 'Golden Week' di China awal Oktober, jalan-jalan di Wuhan, kota asal penyebaran virus corona, terlihat ramai dikunjungi turis lokal.
"Saat keluar rumah, saya melihat banyak orang di jalan," kata Yi.
"Saya melihat banyak orang mengantri di depan warung makanan beberapa hari lalu. Saya tahu kebanyakan dari mereka adalah turis."
Wuhan kedatangan lebih dari 18 juta wisatawan selama 'Golden Week' dari tanggal 1 sampai 8 Oktober, menurut data resmi Biro Pariwisata Wuhan.
Hui Yang, seorang profesor dan spesialis kesehatan dari Monash University di Melbourne, Australia, mengatakan China telah menangani pergerakan warga dalam jumlah besar dengan benar.
"Pendekatan China sangat ketat dan aktif. Pergerakan ratusan juta orang di dalam negeri dilengkapi dengan langkah-langkah perlindungan," katanya.
Dia mengatakan pihak berwenang "memantau secara ketat", seperti kontak dekat dari kasus yang dikonfirmasi, serta mengkategorikan area berdasarkan tingkat risiko melalui alat pelacakan kontak.
Baca juga: Begini Kata Hotman Paris Ketika Tahu Warga Wuhan Sudah Santai Pergi ke Diskotek Pasca Bebas Covid-19
Mantan diplomat China Han Yang, yang sekarang tinggal di Sydney, mengatakan China relatif sukses dalam mengendalikan pandemi dibandingkan dengan banyak negara Barat, sebagian besar karena sistem politiknya.
"China adalah negara dengan sistem otokratis," katanya.
"Jika Pemerintah memprioritaskan sesuatu, seluruh negeri akan bergerak bersama di bawah perintahnya."
"Mobilisasi ini tidak ada di negara Barat. Terutama di negara federal seperti Amerika Serikat."