Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Sudah menjadi tradisi setiap tahun saat merayakan Halloween, kelompok mafia Jepang (yakuza) terbesar Yamaguchigumi di Nadaku Kobe akan membagi-bagikan permen atau kue cokelat kepada anak-anak di sekitarnya.
Namun kali ini kegiatan tersebut telah dilarang oleh polisi dan dikuatkan oleh peraturan daerah setempat.
"Sebuah RUU untuk mengubah Ordonansi Pengecualian, yang melarang gangster membagikan uang dan atau kue permen cokelat kepada kaum muda di bawah usia 18 tahun telah disahkan DPRD Perfektur Hyogo 5 Oktober 2020," papar sumber Tribunnews.com, Minggu (18/10/2020).
Ketentuan baru juga melarang anak muda memasuki markas yakuza tersebut saat dibagi-bagikan gratis kue cokelat perman saat Halloween.
Itu sebabnya tahun ini polisi sangat ketat berjaga di sekitar markas Yamaguchigumi agar tidak terjadi kembali pembagian permen (oleh-oleh) Halloween kepada anak-anak di lokasi itu.
Baca juga: Mengenal Sosok Mariko Suga, Istri PM Jepang Yoshihide Suga: Wanita Sederhana Anak Pedagang Grosir
Apa alasan pemerintah dan kepolisian melarang pembagian permen cukelat?
Meskipin hanya bagi-bagi makanan gratis selama masa Halloween, ternyata sekitar 1.000 anak-anak yang datang untuk mendapatkam makanan gratis.
Mengapa kelompok Yakuza membagi-bagi makanan gratis?
Yamaguchi-gumi memiliki kantor pusat di Nada-ku, Kobe, yang juga dikenal sebagai kawasan pemukiman kelas atas.
Setiap tahun pada waktu Halloween, sudah biasa melihat anak-anak yang menyamar mengunjungi kantor pusat dan menerima permen dari para anggota.
Begitu pula dengan lomba pembuatan mochi akhir tahun dan tahun baru dibuat disajikan untuk para peserta oleh para anggota.
Semua gratis untuk anak-anak dan masyarakat sekitarnya.
Suatu sosialisasi yang sangat baik dilakukan oleh yamaguchigumi untuk memberikan citra sebagai kelompok yang baik bukan jahat dan melindungi masyarakat sekitarnya.