Ia menginginkan informasi jauh lebih banyak dari Nasiri, dengan cara mengembalikan Nasiri ke kelompok Amin dan Yasin di rumahnya.
Nasiri tertegun. Ia kini bakal jadi mata-mata DGSE. Pulang ke rumah, Nasiri meminta maaf ke kakaknya, atas kekhilafannya mencuri uang Yasin dan Tarek di rumahnya. Ia ingin bertobat.
Jelas, Nasiri berbohong, untuk mendapatkan pengampunan. Ia mulai menjalankan fungsi ganda sebagai mata-mata. Gilles memonitornya secara ketat.
Lewat serangkaian pertemuan rahasia, Nasiri pelan-pelan mengetahui siapa Amin, Yasin, dan teman-temannya. Tentu saja dari Gilles, yang sudah lebih dulu memahami kegiatan kelompok itu.
Amin adalah kepala politik GIA untuk cabang Brussel. Yasin mengelola sayap militer, pembelanja logistik dan senjata, lalu memasoknya ke suatu tempat lain.
Setahun berlalu, Nasiri melaksanakan peran gandanya secara sempurna. Ia memasok banyak info penting ke Gilles. Sebaliknya, ia mendapatkan bantuan dana dari pria itu.
Nasiri kini menjejakkan kakinya kian dalam ke medan pertempuran tak kelihatan. Pertarungan keras penuh tipu daya, kepura-puraan, sekaligus kejam tanpa kompromi.
Nasiri sadar, intelijen di manapun bisa bermanis muka, pemurah hati, tapi bisa tanpa ampun menyesap darah mata-matanya sampai habis tak bersisa.
Tiba hari itu, 24 Desember 1994, empat radikalis GIA menyamar jadi polisi kepresidenan. Mereka masuk ke kabin pesawat Air France 8969 di Bandara Houari Boumedine, Algiers, Aljazair.
Ada 224 orang di kabin Airbus A-300 yang hendak menuju Bandara Orly di Paris, Prancis. Jumlah itu termasuk empat pembajak dan 12 kru pesawat.
Segalanya berjalan normal, hingga ketika semua sudah berada di kabin, empat pria berseragam polisi memeriksa paspor penumpang, dan merangsek ke kokpit. Kedok mereka terbongkar.
Mereka bersenjata, dan mengumumkan aksinya dengan membunuh seorang perwira polisi Aljazair di pesawat. Mayat itu dilemparkan begitu saja ke landasan.
Pemerintah Aljazair dan Prancis terkesiap atas peristiwa itu. Pesawat akhirnya dilarang meninggalkan bandara. Negosiasi alot berlangsung. Pembajak sekali lagi membunuh sandera.
Militer Aljazair mengepung pesawat nahas itu. Prancis mengirimkan 35 prajurit komando GIGN ke Palma de Mallorca di Spanyol, transit sebelum menunggu izin masuk Algiers.