1. Kapal induk kedua China, tapi yang pertama Tiongkok bangun sepenuhnya di negera mereka
Kapal induk Shandong mengadopsi desain dasar Varyag yang kini menjelma menjadi kapal induk Liaoning. China membeli Varyag dari galangan kapal Ukraina.
Tapi, Ukraina juga mentransfer cetak biru kapal itu. Itu memungkinkan arsitek China untuk mengubah desainnya agar lebih optimal untuk perannya dalam Angkatan Laut PLA.
2. Bisa membawa lebih banyak pesawat tempur dibanding Liaoning.
Kapal induk Liaoning hanya bisa membawa 36 pesawat, termasuk 24 jet tempur J-15. Sementara Shandong sanggup menggendong 44 pesawat, termasuk 32 jet tempur.
Hanya, kemungkinan besar kapal induk Shandong akan membawa jet tempur dengan sistem serangan elektronik J-15D yang dilengkapi pod pengacau. J-15D sudah terlihat di dek Shandong pada 2018.
3. Memiliki radar baru yang canggih.
Radar active electronically scanned array (AESA) terpasang di kapal induk Shandong, dengan empat antena menghadap ke arah yang berbeda.
AESA pada dasarnya adalah standar emas saat ini dalam radar, karena memiliki resolusi yang jauh lebih tinggi, lebih kuat, dan lebih tahan terhadap gangguan.
Radar yang berkualitas sangat penting untuk memberi operator kontrol lalu lintas udara, mengoordinasikan operasi tempur, dan mendeteksi ancaman yang masuk.
4. Membawa helikopter tempur canggih
Kapal induk Shandong membawa Helikopter ZH-18J yang memiliki radar yang kuat, yang bisa memberikan peringatan dini terhadap pesawat tempur dan rudal musuh yang datang.
Radar di helikopter ZH-18J menjadikan lebih efektif dan meningkatkan kemungkinan kapal induk Shandong untuk menghindari serangan.
Beberapa komentator menyebutkan, kapal induk Shandong akan membawa pesawat radar udara KJ-600, yang sangat mirip dengan E-2 Hawkeye milik AS.