News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemilihan Presiden Amerika Serikat

Jelang Pemilihan Presiden AS, Hasil Jajak Pendapat Joe Biden Unggul 51 Persen

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

(COMBO) Kombinasi gambar yang dibuat pada 22 Oktober 2020 ini menunjukkan Presiden AS Donald Trump (kiri) dan kandidat Presiden dari Partai Demokrat dan mantan Wakil Presiden AS Joe Biden saat debat terakhir presiden di Belmont University di Nashville, Tennessee, pada 22 Oktober 2020 .

"Hak kita untuk memilih 3 November. Kita bisa memilih pasangan yang bisa menyelesaikan masalah
tersebut," kata Rania.

Sementara perwakilan Kelompok Indonesia America for Trump, Sylvia Scott menuturkan awalnya ia
hanya mendengar hal-hal yang tidak baik mengenai Trump.

"Awalnya saya mendengar hal-hal yang negatif, akhirnya saya cari tahu sendiri dan memutuskan
memilihnya," tutur Sylvia.

Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana mengatakan siapapun
yang memenangi Pilpres AS tidak akan berdampak signifikan terhadap Indonesia.

Baca juga: Joe Biden Berjanji akan Tangani Pandemi Sesuai Sains di Hari Pertama Terpilih Jadi Presiden AS

"Siapapun yang menang, Indonesia kan harus kerja sama. Indonesia harus netral. Ini kan kedaulatan
dan hak dari rakyat AS," tutur Hikmahanto.

Melalui akun youtube yang diunggah Kamis (29/10/2020) lalu, Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang
Yudhoyono menilai, situasi Pilpres AS saat ini bisa disebut sangat panas dan lebih dari sebelum-
sebelumnya.

Hal itu terlihat dari perang kata antara Trump dan Biden dalam debat.

Apa yang terjadi saat ini, ujar SBY, juga jarang terjadi dalam sejarah Pilpres AS.

"Saya kira sebagian rakyat Amerika malu melihatnya," kata SBY.

SBY melanjutkan, ada pendapat yang menyebut bagi Indonesia, Trump adalah yang terbaik. Alasanya,
Trump dari Partai Republik sehingga tidak akan mencampuri urusan dalam negeri Indonesia.

Tidak akan ribut soal HAM, demokrasi dan juga perubahan iklim.

"Pandangan ini relatif sama dengan kalangan lain di negeri kita. Artinya juga menjagokan Trump dan berharap dia menang lagi. Cuma alasannya sedikit berbeda. Kata mereka, kalau Trump yang menang,
hubungan ekonomi dan bisnis akan lebih hidup. Lebih meningkat. Argumentasinya, Partai Republik di
AS lebih pro bisnis. Termasuk punya keberpihakan kepada perusahaan multi nasional," beber SBY.

SBY mendengar, sejumlah tokoh di Pemerintahan Presiden Jokowi juga punya pandangan dan harapan
agar Trump menang.

Lebih lanjut, SBY mengungkapkan, dua bulan lalu ia diwawancarai oleh kalangan pers.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini