Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Lebih dari 90 juta orang Amerika telah memberikan hak suaranya dalam pemilihan presiden AS.
Demikian menurut perhitungan surat suara yang telah masuk ke pusat Proyek Pemilu AS di University
of Florida, per Sabtu (31/10/2020) waktu setempat, seperti dilansir Reuters, Minggu (1/11/2020).
Tercatat ini merupakan tingkat partisipasi tertinggi dalam lebih dari satu abad pemilu di AS.
Laju pemecahan rekor, sekitar 65 persen dari jumlah total pemilih pada pemilu 2016.
Artinya ini mencerminkan minat yang tinggi masyarakat AS dalam pemungutan suara tahun ini, di
mana petahana Donald Trump, seorang Republikan, melawan calon presiden dari Partai Demokrat Joe
Biden, mantan wakil presiden di era Barrack Obama.
Baca juga: Jelang Pemilihan Presiden AS, Hasil Jajak Pendapat Joe Biden Unggul 51 Persen
Sejumlah besar warga AS telah memilih melalui surat atau mencoblos di tempat pemungutan suara
awal, di tengah kekhawatiran virus corona dapat menyebar di tempat pemungutan suara pada hari
Pemilu yang akan hiruk pikuk.
Sejauh ini Trump masih tertinggal di belakang Biden dalam jajak pendapat nasional di tengah
kritik terhadap penanganan pemerintahanan Trump terhadap Covid-19, yang telah menewaskan hampir
229.000 orang di Amerika Serikat, dengan jumlah kasus baru sekali lagi memecahkan rekor harian
menjelang Hari Pemilu pada Selasa (3/11/2020).
Karena itu banyak pihak menilai calon Presiden dari Demokrat akan memperoleh keuntungan
signifikan dalam pemungutan suara awal.
Para ahli memprediksi jumlah pemilih akan melampaui 138 juta orang yang akan memilih dalam
pemilihan presiden 2016 yang dimenangkan Trump.
Hanya 47 juta orang yang datang sebelum Hari Pemilihan Umum pada 2016 lalu.
Di 20 negara bagian yang melaporkan data pemilih partai, 19,9 juta demokrat terdaftar telah
memilih.
Sementara 11,5 juta dari Partai Republik dan 8,8 juta tanpa afiliasi partai telah menyalurkan
suaranya.
Data tidak menunjukkan kepada kandidat mana suara diberikan. (Reuters)