Sejumlah kesamaan
Melihat kondisi ini, pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komaruddin mengarakan, kondisi Pilpres AS dengan Pilpres Indonesia 2019 memang memiliki kesamaan.
Pertama, kedua calon sama-sama bersaing secara habis-habisan.
"Persaingannya habis-habisan. Hinga titik darah penghabisan. Sehingga (saat itu) Prabowo mengklaim kemenangan. Walaupun kalah. Ini sepertinya mirip di AS saat ini," ujar Ujang ketika dihubungi Kompas.com, Kamis (5/11/2020).
Selain itu, polarisasi yang terjadi di AS pun menurut Ujang sama dengan Indonesia pada tahun lalu.
Dia menilai, kemungkinan karena kedua negara sama-sama menganut sistem demokrasi.
"Dan demokrasi di Indonesiakan banyak merujuk ke AS.Demokrasi memang menghasilkan persaingan kontestasi terbuka dan ketat. Dan persaingan dalam kontestasi politik tersebut bisa mengarah ke polarisasi dan konflik," kata Ujang.
Namun, kata dia, demokrasi juga punya jalan keluar dengan cara konsensus.
"Sekeras apapun persaingan dan pertarungan dalam Pilpres. Ujung dari itu semua adalah bagaimana bisa mengakui kemenangan lawan dengan lapang data," ujar dia.
Diberitakan, kedua calon presiden Amerika Serikat masing-masing mengklaim kemenangannya dalam Pilpres AS 2020.
Bahkan, baik kubu capres petahana dari Partai Republik Donald Trump dan penantangnya dari Partai Demokrat Joe Biden sudah menyiapkan tim pengacara sebagaimana dilansir dari BBC.
Tim Kampanye Trump menantang penghitungan suara di negara bagian kunci yakni Wisconsin, Pennsylvania, dan Michigan.
Dilansir dari BBC, Biden menang di Michigan. Sementara sejumlah media AS juga memperkirakan Biden telah memenangi Wisconsin.
Di sisi lain, belum ada hasil yang muncul di Pennsylvania.
Jika Biden memenangi ketiga negara bagian penting tersebut, Wisconsin, Pennsylvania, dan Michigan, keadaan tersebut akan melenggangkannya ke Gedung Putih.