TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA - Otoritas Singapura menangkap putra pengusaha top Singapura, Kamis (5/11/2020).
Ia ditangkap karena terbukti memberikan pengakuan palsu untuk melawan pembantu rumah tangga (PRT) asal Indonesia di pengadilan.
PRT bernama Parti Liyani dipekerjakan keluarga Liew Mun Leong, kemudian ditahan karena dituduh telah mencuri sejumlah barang.
Atas bukti yang ada, kini ia telah dibebaskan.
Melansir AFP pada Kamis (5/11/2020), kasus putra anak konglomerat Liew Mun Leong dengan PRT itu memicu kemarahan masyarakat luas.
Baca juga: 5 Fakta Kasus Tuduhan Pencurian Parti Liyani, TKW asal Nganjuk Melawan Bos Bandara Changi Singapura
Kontroversi kasus tersebut mencuat dengan pertanyaan "bagaimana sistem peradilan memperlakukan salah satu pengusaha paling terkenal di Singapura?" yang dibandingkan dengan pekerja rumah tangga yang bergaji rendah, seperti Parti.
Negara yang menjadi pusat arus keuangan dunia yang makmur itu, rumah bagi sekitar 260.000 pembantu rumah tangga, yang kebanyakan berasal dari negara-negara Asia yang lebih miskin dan mendapatkan gaji yang jauh di bawah rata-rata pekerja Singapura.
Liew sebelumnya adalah ketua operator bandara Singapura, yang kemudian dia berhenti pada September karena adanya kasus ini.
Baca juga: Kisah Parti Liyani, TKW Nganjuk: Pantang Menyerah Melawan Kedzaliman Mantan Majikannya di Singapura
Keluarga Liew memecat Parti pada 2016 dan dia didakwa mencuri barang-barang mereka, termasuk jam tangan, pakaian, dan DVD player.
Dia awalnya dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman lebih dari dua tahun penjara, tetapi dibebaskan setelah naik banding, dengan hakim yang meningkatkan kecurigaan tentang bagaimana kasus itu terjadi.
Hakim mengatakan, ada alasan untuk percaya bahwa pengajuan keluarga atas tuduhan pencurian ditujukan untuk mencegahnya mengajukan keluhan terhadap mereka kepada pihak berwenang.
Baca juga: Bikin Gempar Publik Singapura, Ini Sosok Parti Liyani TKI Nganjuk yang Buat Bos Bandara Mundur
Parti telah dikirim untuk membersihkan rumah dan kantor putra pengusaha, Karl, yang ilegal.
Hakim juga meragukan kredibilitas kesaksiannya.
Pihak berwenang meluncurkan penyelidikan atas penanganan kasus tersebut dan pada Kamis (5/11/2020) menyebutkan bahwa Karl Liew didakwa di pengadilan dengan "memberikan informasi palsu" kepada polisi.
Tuduhan pemberian informasi palsu itu tindak lanjut dari pernyataan pria 43 tahun yang mengatakan menemukan 119 potong pakaian miliknya di dalam kotak yang dikemas oleh pembantu asal Indonesia itu.
Dia juga didakwa berbohong di bawah sumpah di pengadilan, ketika dia mengatakan bahwa kaus oblong dan blus merah yang diduga dicuri oleh pembantunya adalah miliknya.