News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Armenia vs Azerbaijan

Konflik Nagarno-Karabakh, PM Armenia Abaikan Ultimatum Tuntut Pengunduran Dirinya

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan mengabaikan ultimatum para pengunjuk rasa yang meminta dia berhenti karena kesepakatan untuk mengakhiri pertempuran di Nagorno-Karabakh.

Menurut laporan media Armenia, lebih dari 100 orang ditahan dan kemudian dibebaskan.

Ratusan pengunjuk rasa kemudian menuju ke parlemen menuntut sesi darurat untuk mendorong pemecatan perdana menteri.

Laporan-laporan selanjutnya mengatakan pertemuan khusus telah diadakan atas permintaan dua partai oposisi.

Beberapa pengunjuk rasa mengatakan, perdana menteri seharusnya berkonsultasi dengan orang-orang sebelum menyetujui kesepakatan damai.

Seorang koresponden BBC di Yerevan melaporkan, mereka menuduhnya melanggar konstitusi, 

Pashinyan menjabat setelah memimpin revolusi 2018 yang damai di negara pasca-Soviet.

Baca juga: Konflik Armenia vs Azerbaijan: Iran Kritik Upaya Perdamaian Kelompok Minsk atas Nagarno-Karabakh

Baca juga: Istri PM Armenia Jalani Pelatihan Militer dan akan Gabung dengan Pasukan Perang di Nagarno-Karabakh

Armenia Setuju Menarik Diri dari Azerbaijan

Berdasarkan ketentuan perjanjian untuk mengakhiri konflik atas Karabakh, Armenia telah setuju untuk menarik diri dari beberapa bagian kantong tersebut.

Selain itu, Armenia juga bersedia menarik diri dari daerah sekitarnya yang direbutnya dari Azerbaijan pada tahun 1990-an.

Berbicara melalui media sosial sebelumnya, Pashinyan bersikeras jika dia tidak setuju untuk menghentikan konflik, akan ada kerugian yang lebih besar.

Perdana menteri mengatakan dia telah mengambil keputusan "menyakitkan" menyusul "analisis mendalam tentang situasi militer" untuk menyetujui kesepakatan itu.

Tiga wilayah yang berdekatan dengan Karabakh - Aghdam, Lachin dan Kalbajar pun kembali ke Azerbaijan.

Tetapi setelah Shusha (Shushi dalam bahasa Armenia) di dalam Karabakh jatuh ke tangan Azerbaijan pada akhir pekan, dia mengatakan ada risiko "kehancuran total" dengan ribuan tentara Armenia dikepung dan kota utama kantong itu juga jatuh.

Baca juga: Azerbaijan Tak Sengaja Tembak Jatuh Helikopter Rusia, Terlihat Terbang Rendah selama Berjam-jam

Baca juga: Konflik Armenia vs Azerbaijan: Upaya Gencatan Senjata Ketiga Gagal

Lebih dari 1.000 orang telah dilaporkan tewas dalam konflik Armenia vs Azerbaijan di Nagarno-Karabakh (Karen Minasyan/AFP)

Bagaimana Memonitor Kesepakatan Itu?

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini