Iranophobia
Dalam pernyataannya pada Sabtu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan, Amerika Serikat tidak menghindar dari menyebarkan klaim palsu terhadap Iran di masa lalu.
"Tapi pendekatan ini telah menjadi tren abadi di bawah pemerintahan AS saat ini," kata Khatibzadeh.
Dia menambahkan, Gedung Putih telah mencoba membuat langkah dalam skema Iranophobia dengan mengulangi tuduhan semacam itu.
Baca juga: Pemerintahan Trump Akui Taliban Belum Putuskan Hubungan dengan Al-Qaeda
Lebih jauh, ketegangan antara Teheran dan Washington terus meningkat, terutama setelah Presiden AS Donald Trump pada Mei 2018 secara sepihak menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran 2015 dengan kekuatan dunia.
Washington pun menjatuhkan sanksi keras.
Pada bulan Januari, AS membunuh Jenderal top Iran Qassem Soleimani di Irak melalui serangan pesawat tak berawak.
Serangan tersebutmendorong ketegangan ke titik didih.
Iran menanggapi dengan menembakkan rudal ke dua pangkalan AS di Irak dalam serangan yang tidak menimbulkan korban.
Teroris Paling Dicari FBI
Lebih jauh, Al-Masri ditampilkan dalam daftar "Teroris Paling Dicari" FBI.
Dia telah didakwa di AS atas kejahatan yang terkait dengan pemboman kedutaan besar AS di Kenya dan Tanzania.
Dalam serangan tersebut, 224 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka.
Baca juga: Berprofesi dari Karyawan Swasta hingga Sales Roti, Sederet Terduga Teroris Ini Ditangkap Densus 88
Ditembak dengan Pistol Berperedam