News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres Amerika Serikat

Trump Tolak Kerjasama, Biden: Lebih Banyak Warga AS akan Tewas Karena Covid-19

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Joe Biden Bersiap Masuk Gedung Putih, Donald Trump Sibuk dengan Gugatan Hukumnya

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Joe Biden mengatakan akan "lebih banyak warga Negeri Paman Sam tewas" karena pandemi virus corona (Covid-19).

Hal itu, menurut Biden, akan terjadi jika Presiden Donald Trump terus menolak bekerja sama dengan transisi kekuasaan AS saat pandemi virus corona memburuk.

Biden mengatakan para pemimpin bisnis dan buruh telah memberikan sinyal kesediaan untuk bekerja sama memperkuat ekonomi AS yang babak belur akibat pandemi.

Namun mereka menangih agar Covid-19 terlebih dahulu harus terkendali di AS.

Baca juga: Sentimen Positif Pasar Terhadap Kemenangan Biden Memudar, Ini Imbasnya ke IHSG

Hal itu disampaikan Presiden terpilih dari Partai Demokrat itu dalam pidato dan menjawab pertanyaan dari wartawan di Wilmington, Delaware, setelah berkonsultasi bersama dengan CEO perusahaan-perusahaan top AS dan para pemimpin buruh pada Senin (16/11/2020) waktu setempat seperti dilansir Reuters.

Biden akan mewarisi ekonomi yang telah buruk ditambah lagi jutaan warga kehilangan pekerjaan selama pandemi yang telah menewaskan lebih dari 246.000 orang di AS.

Biden kembali meminta pemerintahan Trump untuk bekerja sama dengan tim transisinya dalam menangani lonjakan kasus.

"Lebih banyak orang akan tewas, jika kita tidak berkoordinasi," katanya.

Dia mendesak Kongres untuk meloloskan Undang-Undang bantuan pandemi. Pembicaraan tentang undang-undang semacam itu terhenti selama berbulan-bulan sebelum pemilihan 3 November.

Tentang masalah ekonomi lainnya, Biden mengatakan dia berencana untuk mengejar "struktur pajak yang lebih adil" agar perusahaan membayar bagian yang adil.

Biden juga ingin mengevaluasi upah minimum menjadi 15 dolar AS per jam secara nasional.

Biden mengatakan tidak ada kontrak pemerintah yang akan diberikan kepada perusahaan yang tidak membuat produknya di Amerika Serikat.

Biden dan Wakil Presiden terpilih Kamala Harris sebelumnya mengadakan konferensi video dengan beberapa pimpinan perusahan top AS, termasuk GM General Motors Co. N Mary Barra, MSFT Microsoft Corp. O Satya Nadella, Target Corp's TGT. GPS N Brian Cornell dan Gap Inc. N Sonia Syngal.

Dalam pernyataannya, perusahaan-perusahaan itu menyebut Biden sebagai "presiden terpilih," dan GM mengatakan sangat menantikan untuk "bekerja dengan pemerintahan baru."

Biden mengalahkan Trump dengan selisih 306-232 Electoral College negara bagian.

Biden juga memenangkan suara populer nasional dengan setidaknya 5,5 juta suara, atau 3,6 poin persentase, dengan beberapa surat suara masih dihitung.

Trump sejauh ini masih terus mengajukan gugatan hukum di beberapa negara bagian. (Reuters/AP)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini