TRIBUNNEWS.COM – Surat kabar Aravot dari Armenia melaporkan, Menteri Pertahanan Armenia Davit Tonoyan mengajukan pengunduran dirinya pada Jumat (20/11/2020).
Mengutip Al Jazeera, Tonoyan menduduki jabatan Menteri Pertahanan sejak Mei 2018 lalu.
Pengunduran dirinya disampaikan setelah Menteri Luar Negeri Zohrab Mnatsakanyan mundur dari jabatannya pada Senin (16/11/2020).
Para pejabat tinggi itu mundur dari kursi kekuasaannya setelah Perdana Menteri Niko Pashinyan menandatangani kesepakatan damai dengan Azerbaijan.
Dua negara tersebut berperang lebih dari enam pekan sebelum sepakat untuk berdamai.
Gencatan senjata antara Armenia-Azerbaijan ini ditengahi oleh Rusia, setelah sebelumnya upaya yang sama terus menerus gagal.
Baca juga:Warga Armenia Berkemas dan Tinggalkan Nagarno-Karabakh
Baca juga:Menteri Luar Negeri Armenia Mengundurkan Diri setelah Pemerintah Dikecam soal Gencatan Senjata
Demonstrasi Tuntut Perdana Menteri Mundur
Tak sampai di sini saja yang dihadapi Armenia setelah perang memperebutkan Nagarno-Karabakh.
Ribuan orang turun ke jalan menuntut Pashinyan mundur dari kursi Perdana Menteri Armenia.
Gencatan senjata, yang ditengahi oleh Rusia pada 9 November 2020, menetapkan Armenia menyerahkan kendali atas beberapa wilayah di luar perbatasan Nagorno-Karabakh ke Azerbaijan.
Nagorno-Karabakh terletak di Azerbaijan tetapi telah berada di bawah kendali pasukan etnis Armenia.
Pertempuran sengit yang berkobar pada 27 September menandai eskalasi terbesar dari konflik puluhan tahun antara dua negara bekas Soviet itu.
Perang Armenia dan Azerbaijan dilaporkan menewaskan lebih dari 1.000 orang.
Sampai saat ini, Azerbaijan belum mengungkapkan korban militernya.
Baca juga:Upaya Percobaan Pembunuhan PM Armenia Digagalkan
Baca juga: 6 Minggu Perang, Armenia, Azerbaijan & Rusia Sepakat Damai dan Akhiri Konflik Nagarno-Karabakh