Meski tidak ada laporan tentang ancaman nyata setelah pembunuhan ilmuwan nuklir Iran tersebut, Radio Angkatan Darat Israel mengatakan, beberapa kedutaan besar Israel telah berada dalam siaga tinggi setelah ancaman pembalasan Teheran.
Kantor Netanyahu menolak mengomentari pembunuhan Fakhrizadeh.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan, Kementerian tidak mengomentari keamanan terkait misi di luar negeri.
Gedung Putih, Pentagon, Departemen Luar Negeri AS dan CIA juga menolak mengomentari pembunuhan ilmuwan nuklir itu, begitu pula tim transisi Biden.
Untuk dicatat, Biden mulai menjabat pada 20 Januari.
Baca juga: Twitter Akan Serahkan Akun @POTUS kepada Joe Biden di Hari Pelantikan, Bahkan Jika Trump Tak Setuju
Proyek Nuklir Iran
Seorang pejabat senior mengatakan kepada Reuters, Iran akan membalas.
"Kapan dan bagaimana tergantung pada kepentingan nasional kita," paparnya.
"Ini mungkin terjadi dalam beberapa hari atau minggu mendatang, tetapi itu akan terjadi," ungkapnya.
Dia menunjuk pada serangan rudal pembalasan Iran pada Januari di pangkalan Irak tempat pasukan AS ditempatkan.
Peristiwa ini terjadi beberapa hari setelah serangan pesawat tak berawak AS di Baghdad menewaskan komandan militer Iran Qassem Soleimani.
Dalam serangan tersebut, tidak ada tentara AS yang tewas dalam aksi tersebut.
"Kemartiran Fakhrizadeh akan mempercepat pekerjaan nuklir kami," kata Fereydoon Abbasi, mantan kepala Organisasi Energi Atom Iran, yang selamat dari upaya pembunuhan pada 2010.
Setidaknya empat ilmuwan tewas antara 2010 dan 2012 dalam apa yang dikatakan Teheran sebagai program pembunuhan yang bertujuan menyabotase program energi nuklirnya.