TRIBUNNEWS.COM - Sekretaris Kebudayaan Inggris meminta Netflix memberi pernyataan bahwa serial The Crown merupakan karya fiksi.
Serial The Crown mengangkat drama monarki atau Kerajaan Inggris.
Premis The Crown adalah kehidupan Ratu Elizabeth II dengan suaminya Pangeran Philip hingga awal abad ke-21.
Serial The Crown sudah memasuki season ke-4.
Masih mengikuti kehidupan pemerintahan Ratu Elizabeth II, season baru yang dirilis pada 15 November 2020 ini mengangkat kisah Putri Diana dan Pangeran Charles.
Dilansir CNN, Sekretaris Kebudayaan Inggris Oliver Dowden mengatakan serial itu ditakutkan membuat penonton salah persepsi jika tak disertai label fiksi.
Baca juga: Anggota Kerajaan Inggris Disebut Ogah Nonton Serial Netflix The Crown yang Kisahkan Mereka, Kenapa?
Baca juga: Trailer The Crown Season 4 Tampilkan Pernikahan Mewah Putri Diana dan Pangeran Charles
Menurutnya, penonton muda mungkin mengira fiksi sebagai fakta.
The Crown season 4 ini menggambarkan banyak gejolak di pemerintahan Ratu Elizabeth II pada 1980-an.
Bahkan seringkali menyajikan pandangan yang tidak menyenangkan tentang anggota keluarga kerajaan.
Namun, saran dari Dowden ini mendapat kritik dari sejumlah sejarawan.
Banyak dari mereka menganggap pelabelan ini tidak perlu.
"Ini adalah karya fiksi yang diproduksi dengan indah, sehingga seperti produksi TV lainnya, Netflix harusnya sangat jelas pada awalnya, hanya saja," kata Dowden di surat kabar UK Mail, Minggu (29/11/2020).
Sebenarnya Netflix biasanya tidak memberi tahu penonton bahwa drama buatannya adalah karya fiksi di awal episode.
"Tanpa ini, saya khawatir generasi pemirsa yang tidak mengalami peristiwa ini mungkin salah mengira fiksi sebagai fakta," tambah Dowden.