News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

James Le Mesurier, White Helmets, dan Kiprahnya di Balik Konflik Suriah

Editor: Setya Krisna Sumarga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kiprah kelompok relawan White Helmets dan foto James Le Mesurier, warga Inggris yang mendirikan kelompok tersebut di Turki dan Suriah.

TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW – Sekira setahun lalu, tepatnya 11 November 2019, James Le Mesurier (48) ditemukan tewas di jalan di bawah flat tempat ia tinggal di kawasan Beyoglu, Istanbul, Turki.

Otoritas Turki menyebut Le Mesurier tewas akibat luka berat setelah terjatuh dari balkon flatnya. Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan lain, atau jejak ia dibunuh atau bunuh diri.

Pemeriksaan post-mortem menemukan penyebab kematian Mesurier adalah trauma tubuh secara umum akibat jatuh dari ketinggian.

Informasi lain, menyebutkan laporan toksikologi menunjukkan Le Mesurier, meminum pil tidur malam itu.

Kantor berita Anadolu mengatakan istri Le Mesurier, Emma Winberg, mengatakan suaminya pernah curhat ingin bunuh diri.

Saat itu ia sudah mengonsumsi obat antistres. Winberg bersama Le Mesurier malam itu sampai paginya ia terbangun ketika polisi mengetuk pintu apartemen mereka.

Siapa James Le Mesurier? Ia diketahui secara luas sebagai pendiri (Co Founder) White Helmets. Ini kelompok relawan sipil yang begitu tenar namanya di tengah medan konflik Suriah.

White Helmets yang nama resminya Syrian Civil Defence (SCD) bahkan memenangkan penghargaan di Hollywood untuk film dokumenter kiprahnya di Suriah. Mereka masuk nominasil Nobel Perdamaian.

Secara luas pula White Helmets diketahui banyak berkiprah di tengah kelompok bersenjata yang melawan pemerintahan Damaskus.

Kelompok ini jadi rujukan rezim barat, AS dan sekutu-sekutu setianya, menarasikan konflik Suriah dalam sudut pandang kelompok pemberontak.

Pemerintah Suriah, Rusia, dan Iran secara konsisten menyebut White Helmets ini elemen teroris, yang membantu perlawanan pemberontak terhadap pemerintahan yang sah.

Rusia bahkan secara tegas lugas menuduh White Helmets beberapa kali mendalangi operasi palsu (false flag), serangan senjata kimia di beberapa lokasi di Suriah.

Fakta menarik, seminggu sebelum Le Mesurier meninggal, Rusia menuduh pria itu figure yang pernah bekerja sebagai agen dinas rahasia Inggris, MI6. Dubes Inggris untuk PBB menepis tuduhan itu.

James Gustaf Edward Le Mesurier aslinya punya riwayat panjang sebagai sosok militer. Ia lahir di pangkalan militer Changi, Singapura pada 25 Mei 1971.

Dia putra Letnan Kolonel Benjamin Havilland Churchill Le Mesurier, perwira di Marinir Kerajaan Inggris. Ibunya berasal dari Swedia.  

James le Mesurier dididik di sekolah Northaw, melanjutkan ke Canford, lalu kuliah di Universitas Ulster. Ia pindah ke Universitas Aberstwyth, menima ilmu Hubungan Internasional dan Studi Strategis.

Pada 1993, Le Mesurier ditugaskan di Royal Green Jackets, Angkatan Darat Inggris. Ia masuk lewat jalur kadet universitas, semacam perwira karier di Indonesia. Pangkatnya Letnan Dua.

Pendidikan militernya dijalani di Royal Military Academy Sandhurst  yang kondang. Di Sandhurst, ia lulus sebagai yang terbaik di kelas dan memenangkan Medali Queens.

Setelah dua tahun bertugas di Irlandia Utara, Le Mesurier naik pangkat jadi Kapren pada 11 Agustus 1996. Ia mendapat penugasan luar negeri sebagai perwira intelijen di Bosnia dan Kosovo.

Pada 1999, ia bekerja sebagai Petugas Satuan Tugas Pengembalian dan Rekonstruksi di Kantor Perwakilan Tinggi di bekas Yugoslavia .

Karir militer Le Mesurier berhenti saat ia mengajukan pensiun dari militer pada 1 Juni 2000. Walau pension, tidak berarti Le Mesurier menjauh dari urusan intelijen dan kemiliteran.

Le Mesurier bekerja selama satu tahun menjalankan misi PBB di Kosovo. Lalu menjalankan tugas sebagai kepala misi Jericho di (202-2004) memantau tahanan Palestina.

Sesudah itu Le Mesurier pindah ke Baghdad, bekerja sebagai konsultan keamanan di Kedubes AS di Irak. Antara 2005- 2007, Le Mesurier bekerja untuk Olive Group yang bermarkas di Inggris.

Perusahaan keamanan swasta ini kemudian bergabung US Constellis Group. Dari 2008- 2012, ia bekerja untuk Good Harbor Consulting , yang dijalankan oleh Richard A Clarke.

Tokoh ini sebelumnya pejabat lembaga antiterorisme di era Presiden AS Bill Clinton dan George W Bush.  Pekerjaannya melatih pasukan perlindungan lapangan minyak dan gas Uni Emirat Arab (UEA).

Lalu merancang infrastruktur keamanan untuk Abu Dhabi , dan keselamatan dan keamanan untuk Piala Teluk Arab 2010 di Yaman.

Dari 2012 hingga 2014, Le Mesurier bekerja untuk perusahaan konsultan keamanan Analysis, Research, and Knowledge (ARK), yang berbasis di Uni Emirat Arab.

Perusahaan ini memiliki misi membantu mewujudkan aspirasi politik, sosial dan ekonomi yang sah dari komunitas yang terkena dampak konflik.

Pada 2013, bersama LSM Turki AKUT Search and Rescue Association , ARK mulai melatih tim pertahanan sipil non-pemerintah Suriah di Turki selatan.

Organisasi ini didanai pemerintah Inggris, AS, Jepang, serta dikelola Le Mesurier. Berikutnya, Le Mesurier membentuk Mayday Rescue.

Ini organisasi amal sukarelawan Suriah terkait upaya tanggap darurat, termasuk pencarian dan penyelamatan bangunan yang dibom, serta evakuasi medis.

Inilah cikal bakal White Helmets. Pada 2015, WH memiliki lebih dari 2.700 sukarelawan. Le Mesurier kepada Al-Jazeera mengatakan, mereka telah menyelamatkan lebih dari 24.000 orang.

Mayday Rescue melaporkan antara 2014 dan 2018 menerima dana sebesar $ 127 juta, $ 19 juta di antaranya berasal dari sumber non-pemerintah dan sisanya dari pemerintah barat.

Pada 2018, Inggris setuju memberikan suaka kepada beberapa dari 500 anggota White Helmets dan kerabat yang telah dievakuasi ke Yordania, berkat lobi Le Mesurier.

Pemerintah Inggris mengakui informasi itu, mencatat White Helmets telah menyelamatkan lebih dari 115.000 nyawa selama konflik Suriah.

Benarkah White Helmets murni bekerja sebagai relawan sipil penolong korban konflik Suriah?  Kit Klarenberg, seorang jurnalis investigasi menulis laporan panjang di Russia Today, Selasa (8/12/2020).

Kit Klarenberg menemukan benang merah kiprah Le Mesurier, White Helmets, dan operasi terselubung barat menghancurkan Suriah yang bertujuan mendongkel Bashar Assad.   

Ia juga menemukan usaha lain untuk memperbaiki citra diri Le Mesurier, memunculkan sosok ini sebagai tokoh suci, penolong. Istri almarhum memiliki andil besar menciptakan narasi ini.

Kampanye pembentukan bersama yang luar biasa untuk merehabilitasi reputasi pendiri White Helmets James Le Mesurier telah terungkap selama beberapa bulan terakhir.

Menurut Kit Klarenberg, narasi pertama muncul lewat laporan 6.000 kata di The Guardian. Dua minggu kemudian BBC menyiarkan dokumenter Mayday Rescue.

Emma Winberg, pasangan Le Mesurier sekaligus Mayday's Chief Impact Officer, memainkan peran utama dalam kedua upaya tersebut.

Narasi dua media besar Inggris berkat Emma Winberg, memecah kebisuannya sejak kematian misterius suaminya pada November 2019.

Menurut Klarenberg, ketidakberesan narasi dua media itu bisa dilihat dari minimnya ulasan sejarah profesional Emma Winberg dan juga James Le Mesurier.

The Guardian sedikit lebih informatif dalam hal ini daripada BBC. Mereka hanya sedikit menggambarkan Winberg sebagai mantan diplomat Inggris yang bekerja untuk perusahaan komunikasi di Irak utara.

Pada saat itulah, 2016, sebenarnya Winberg dan Le Mesurier bertemu, lalu saling jatuh cinta. Lewat narasi Guardian dan BBC, andil perusahaan Komunikasi dan Inovasi Strategis (Incostrat) sangat bear.

Perusahaan ini didirikan Emma Winberg pada November 2014. Ia menggandeng veteran intelijen militer Paul Tilley ini mantan Direktur Komunikasi Strategis Kementerian Pertahanan Inggris di Timur Tengah dan Afrika Utara.

Tilley ini sama seperti James Le Mesurier, bersekolah di Akademi Militer Kerajaan Sandhurst.  Seorang perwira militer dan berpengalaman di bidang intelijen.

Pada Desember 2016, komentator isu politik global Rania Khalek mengungkapkan perusahaan Incostrat yang didirikan Winberg mencoba mendekati seorang jurnalis Timur Tengah.

Mereka menawarkan upah US $ 17.000 per bulan untuk menghasilkan propaganda pro-oposisi Suriah. Korespondensi itu menunjukkan Incostrat memposisikan dirinya satu dari tiga mitra UK Foreign & Commonwealth Office (FCO) yang menangani media seputar konflik Suriah.

Pekerjaan Incostrat didanai Conflict, Stability and Security Fund (CSSF) FCO. Pada Februari 2017, sebuah laporan parlemen menyatakan CSSF memiliki alokasi dana substansial di Suriah, sebesar £ 60 juta.

Laporan sama mencatat risiko signifikan CSSF digunakan sebagai dana gelap untuk proyek yang dianggap  tidak secara kolektif memenuhi kebutuhan keamanan nasional Inggris.

Beberapa pembiayaan yang diberikannya dinilai mubazir, karena terkait kelompok bersenjata yang mungkin melakukan pelanggaran hak asasi manusia di Suriah.(Tribunnews.com/RussiaToday /xna)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini