Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kediaman resmi Duta Besar Republik Indonesia yang terletak di Higashi-Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo ternyata bekas rumah pemilik departement store besar dan salah satu yang tertua di Jepang, Matsuzakaya Ginza.
Rumah kediaman Dubes Indonesia dibangun pada tahun 1936 sebagai kediaman Suzusaburo Ito.
Konstruksi dikerjakan oleh Takenaka Komuten.
Lingkungan tempat kediaman Duta Besar Republik Indonesia ini dikelilingi oleh berbagai kedutaan besar asing lainnya di sekitarnya.
Misalnya dekat dengan kediaman Duta Besar Kerajaan Thailand (bekas Kediaman Hamaguchi).
Rumah Dubes Indonesia itu berada tepat di belakang KBRI Tokyo yang berada di jalan raya di depannya ada jalan tol layang jalur Meguro No.2.
Baca juga: Mendikbud RI dan Mendagri Jepang akan Buat Innovation Ecosystem Bersama
Kedua bangunan, kantor KBRI dan rumah kediaman Dubes Indonesia tersambung satu sama lain di bagian belakangnya.
Kawasan di sekitar kediaman duta besar merupakan kawasan permukiman yang tenang dengan sisa-sisa kawasan kediaman sebelum perang.
Di sekitarnya, ada bekas reruntuhan bekas kediaman Masada, tempat kelahiran Yang Mulia Permaisuri Jepang, Michiko Shoda, yang kemudian harus dihancurkan karena sistem pajak warisan yang cukup besar di Jepang.
Sulit untuk menemukan informasi rinci tentang bangunan Dubes Indonesia tersebut, terutama tentang pemiliknya.
Namun disebutkan dalam buku "Tokyo Yamanote Hikara Walk" (ditulis oleh Akiko Otake, diterbitkan oleh Heibonsha, 1999) bahwa rumah kediaman Dubes dibangun oleh Suzusaburo, putra Jirozaemon Ito, generasi ke-15 yang mendirikan Matsuzakaya Department Store, setelah kembali dari belajarnya di Inggris.
Selain itu, lingkungan rumah Dubes Indonesia itu juga merupakan tanah yang dikembangkan dan dijual sebagai kawasan pemukiman mewah di awal periode Showa dengan nama "Ikedayama", dan asal mula "Ikedayama" tampaknya disebabkan oleh reruntuhan Shimoyashiki dari keluarga Ikeda, penguasa domain Okayama.
Suzusaburo Ito menjadi presiden Matsuzakaya setelah perang, dan terlibat dalam pengelolaan Matsuzakaya untuk waktu yang lama dengan saudaranya (generasi ke-16 Ito Jirozaemon) yang menjadi Chairman Matsuzakaya.