Dalam satu email, dia memberi tahu mereka (agensi) sedang mengerjakan sebuah cerita tentang pengawasan Kongres atas pengeboman menggunakan drone.
Dia memasukkan dalam artikelnya klaim serangan pesawat tak berawak yang menewaskan pemimpin Al-Qaeda Abu Yahya al-Libi tidak menewaskan warga sipil.
Kenyataannya, laporan awal investigasi Amnesty International dan Biro Investigasi Jurnalisme, semuanya menunjukkan sebaliknya.
Pembunuhan Yahya Al-Libi menewaskan warga sipil dalam serangan awal, serta serangan lanjutan membunuh warga sipil lain dan pekerja penyelamat. Seberapa sering hal ini terjadi, dan berapa lama CIA terlibat di media berita Amerika?
Fakta Sejarah Hubungan Jurnalis dan CIA
Menurut Tom Secker, CIA menjalin hubungan kerja yang erat dengan tokoh-tokoh berita utama hampir sejak awal sejarah mereka berdiri.
Artikel Carl Bernstein 1977, CIA dan Media, menguraikan bagaimana lebih dari 400 jurnalis dan tokoh media telah bekerja sama dengan CIA selama beberapa dekade sebelumnya.
Mereka termasuk para eksekutif di CBS, ABC, NBC, Time, Newsweek, Reuters, dan New York Times. Dalam beberapa kasus, jurnalis digaji CIA.
Bernstein menjelaskan, di lapangan, jurnalis digunakan untuk membantu merekrut dan menangani orang asing sebagai agen, untuk memperoleh dan mengevaluasi informasi, dan untuk menanamkan informasi palsu dengan pejabat pemerintah asing.
Bernstein menjelaskan pada kesempatan lain, tugas mereka lebih kompleks: menanam potongan informasi yang salah, mengadakan pesta atau resepsi yang dirancang untuk mempertemukan agen Amerika dan mata-mata asing.
Juga menyajikan propaganda hitam kepada jurnalis asing terkemuka saat makan siang atau makan malam, menyediakan kamar hotel atau kantor biro mereka sebagai pintu pemindahan informasi sangat sensitif ke dan dari agen asing.
Bisa juga jadi sarana menyampaikan instruksi dan transfer dana ke anggota pemerintah asing yang dikendalikan CIA.
Hubungan ini meluas ke propaganda dan sensor domestik. Pada 1956, CIA mengetahui sebuah perusahaan New York bernama Flamingo Films berencana membuat serangkaian film dokumenter TV tentang Office of Strategic Services (OSS).
Ini organisasi pendahulu CIA. Menurut memo tingkat tinggi, agensi mengetahui tentang proyek Flamingo Films melalui Wakil Presiden CBS Larry Lowman, mantan orang OSS dan aset tidak resmi CIA.