Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, PARIS -- Presiden Prancis Emmanuel Macron dinyatakan positif virus corona (Covid-19) pada Kamis (17/12/2020) waktu setempat.
Hal ini mendorong upaya pelacakan jejak kontak dekat di seluruh Eropa menyusul banyak pertemuan antara pemimpin Prancis dan kepala pemerintahan Uni Eropa yang dilakukan Macron dalam beberapa hari terakhir.
Macron, yang akan berusia 43 tahun pada Senin(21/12/2020), menjalankan roda pemerintahan Prancis dari jarak jauh dan telah masuk ke karantina di kediaman kepresidenan La Lanterne, dekat dengan Istana Versailles.
Hal itu disampaiakan kantor kepresidenan Prancis, Kamis (17/12/2020), seperti dilansir Reuters, Jumat (18/12/2020).
Baca juga: Cerita Bupati Bantaeng Ilham Azikin yang Kena Covid-19, Alami Demam hingga Badan Lemas Terasa Rontok
Seorang pejabat kepresidenan menggambarkan Macron terlihat lelah dan batuk.
Istrinya Brigitte telah diperiksa dan hasilnya negatif . Tetapi ia tetap juga melakukan isolasi mandiri, tinggal di istana Elysee di pusat kota Paris.
Pada sore hari, Macron berbicara dalam konferensi pers tentang kebijakan bantuan luar negeri Prancis melalui tautan video. Mengenakan sweater roll-neck dan jaket jas, presiden duduk di belakang meja dan mengenakan masker, tidak menunjukkan tanda-tanda penyakit yang terlihat.
Baca juga: Wuhan Pulih dari Covid-19, Warganya Banggakan Ideologi Komunis China
"Diagnosis ini dibuat setelah tes PCR dilakukan pada awal gejala pertama," kata kantor kepresidenan.
Tidak dijelaskan lebih lanjut tentang kondisinya atau gejala yang dia miliki.
Macron akan membatalkan semua perjalanan yang akan datang termasuk kunjungan 22 Desember ke Lebanon di mana ia telah memimpin upaya internasional untuk menyelesaikan krisis politik yang mengakar dalam di negara tersebut.
Lebih jauh kasus infeksi Covid-19 Macron memacu para pemimpin lain untuk segera melakukan tes.
Baca juga: Penelitian Terbaru: Virus Corona Ternyata Telah Ada di AS Sebelum Muncul di Wuhan China
Macron bergabung dengan 27 pemimpin Uni Eropa kecuali dua orang pada pertemuan puncak di Brussels akhir pekan lalu untuk membahas perubahan iklim, anggaran Uni Eropa dan Turki.
Pejabat kepresidenan mengatakan hampir pasti Macron terinfeksi di pertemuan puncak mengingat waktu gejalanya.