TRIBUNNEWS.COM - World Health Organization (WHO) mengirim tim terdiri dari 10 ilmuwan internasional ke kota Wuhan, provinsi Hubei, China pada Januari 2021 mendatang.
BBC menulis, WHO menerangkan, 10 ilmuwan tersebut ditugaskan untuk menyelidiki asal-usul Covid-19.
Beijing sebelumnya enggan menyetujui penyelidikan independen dan WHO butuh negosiasi berbulan-bulan agar mendapat akses ke Wuhan.
Seperti diketahui, virus corona diduga berasal dari pasar basah di kota Wuhan yang menjual hewan liar.
Namun, klaim tersebut justru menimbulkan ketegangan, terutama dengan Amerika Serikat (AS).
Pemerintahan Donald Trump menuduh China berusaha menyembunyikan asal-usul wabah virus corona.
Baca juga: WHO Desak Pakai Masker Saat Pertemuan Keluarga dan Perayaan Natal 2020 & Tahun Baru 2021
Baca juga: WHO: Beijing Buka Diri Untuk Kedatangan Tim Penyelidik Asal-Usul Covid-19 ke China
Lalu, apa tujuan investigasi asal-usul Covid-19 ini?
Ahli biologi dalam tim yang melakukan perjalanan ke Wuhan angkat bicara kepada kantor berita Associated Press bahwa WHo tidak berusaha mencari siapa yang salah, melainkan berusaha mencegah wabah di masa depan.
"Ini benar-benar bukan tentang menemukan negara yang bersalah," kata Fabiean Leendertz dari Roberth Koch Institute Jerman.
"Ini tentang mencoba memahami apa yang terjadi dan melihat apakah berdasarkan data tersebut, kami dapat mengurangi resiko di masa depan," tambahnya.
Dr Leendertz mengatakan tujuannya adalah untuk mengetahui kapan virus corona mulai menyebar dan apakah itu berasal dari Wuhan atau tidak.
"Misi itu diharapkan berlangsung empat atau lima minggu," tambahnya.
Baca juga: Kaleidoskop 2020 : Unggahan IDI Kacung WHO oleh Jerinx SID Berujung Vonis 1 Tahun 2 Bulan
Baca juga:Penjelasan WHO Terkait Temuan Varian Baru Covid-19 di Inggris
Di mana dan kapan virus corona pertama kali terdeteksi?
Pada awal merebakna virus corona, wabah tersebut dilacak dari pasar basah Wuhan.
Diduga dari pasar basah Wuhan itu lah, virus corona melompat dari hewan ke manusia.
Para ahli percaya, hal ini mungkin terjadi dan diperkuat di pasar basah tersebut.
Penelitian menunjukkan bahwa virus corona yang mampu menginfeksi manusia mungkin telah menyebar tanpa terdeteksi pada kelelawar selama beberapa dekade.
Desember lalu, seorang dokter China di Rumah Sakit Pusat Wuhan, Li Wenliang mencoba memperingatkan sesama petugas medis tentang kemungkinan meluasnya penyakit baru.
Tetapi Li Wenliang diberitahu oleh polisi untuk "berhenti membuat komentar palsu" dan diselidiki karena "menyebarkan rumor".
Li Wenliang meninggal pada Februari 2020 setelah tertular virus corona saat merawat pasien di kota Wuhan.
Baca juga: China Diprediksi Bakal Geser AS Soal Dominasi di Luar Angkasa
Pada April 2020, kecurigaan dan tuduhan muncul bahwa virus corona diduga bocor dari laboratorium di Wuhan.
Departemen Luar Negeri AS mengaku bahwa pejabat kedutaan khawatir tentang keamanan hayati di laboratorium di Wuhan.
Kantor Direktur Intelijen Nasional AS mengatakan, pada saat itu bahwa virus corona itu bukan buatan manusia atau hasil rekayasa genetika.
Para pejabat sedang menyelidiki apakah wabah itu bermula melalui kontak dengan hewan atau melalui kecelakaan laboratorium.
Laporan terbaru di media China menunjukkan bahwa Covid-19 bisa dimulai di luar China.
Tetapi para analis mengatakan, laporan itu tidak berdasar.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)