TRIBUNNEWS.COM - Pusat Seismologi Mediterania Eropa melaporkan gempa berkekuatan 6,4 SR melanda 28 mil tenggara Zagreb, Kroasia sebelum pukul 12.20 waktu setempat pada Selasa (29/12/2020).
Bangunan hancur akibat guncangan gempa dan sekira tujuh orang dilaporkan meninggal dunia.
Sejumlah penduduk terpaksa mengungsi dan takut untuk tidur di dalam ruangan.
Tim SAR masih mencari mereka yang dilaporkan hilang.
Selain merusak bangunan, gempa juga menyebabkan kerusakan di kota Petrinja, lokasi yang paling terpukul akibat gempa.
Baca juga: BMKG: 11 Gempa yang Merusak Terjadi di Indonesia Sepanjang 2020
Baca juga: Dikira Gempa, Ternyata Rumah Pria 54 Tahun Ini Ditabrak Truk Bermuatan Minyak Sawit
Mengutip Nbc News, daerah yang sama dilanda gempa berkekuatan 5,2 SR pada Senin.
Pejabat mengatakan, gadis berusia 12 tahun meninggal di Petrinja, sebuah kota berpenduduk sekira 25.000 orang.
Berdasarkan laporkan televisi pemerintah HRT, enam orang lainnya tewas di desa yang hampir hancir di dekat kota itu.
Sekira 26 orang dirawat di rumah sakit, enam dengan luka serius, pejabat terkait menambahkan banyak orang masih belum ditemukan.
Di Petrinja, tangisan bisa terdengar dari bawah rumah yang hancur.
Seorang wanita ditemukan hidup sekira empat jam setelah gempa.
Tim SAR mengerahkan anjing penyelamat untuk mencari korban, sementara anggota keluarga terlihat putus asa.
"Kota saya hancur total," kata Wali Kota Petrinja Darinko Dumbovic dalam pernyataan yang disiarkan TV HRT.
"Ini seperi Hiroshima, separuh kota sudah tidak ada lagi," ucapnya.
Petugas pemadam kebarakan bekerja untuk menghilangkan puing-puing dari bangunan runtuh yang menimpa mobil.
Seorang pria dan anak lelaki kecil akhirnya diselamatkan dari kendaraan dan dibawa ke ambulans.
Listrik di kota itu dibiarkan padam, para pejabat pun bergegas mendirikan akomodasi sementara bagi semua warga yang mengungsi.
Warga yang trauma dengan gempa bumi tampaknya bersiap untuk bermalam di luar rumah mereka.
"Mengerikan, mengejutkan. Anda tak tahu apa yang harus dilakukan, apakah akan lari atau bersembunyi di suatu tempat," katanya kepada Associated Press.
Perdana Menteri Kroasia Andrej Plenkovic dan para menteri di pemerintah lainnya tiba di Petrinja setelah gempa bumi.
"Bagian terbesar dari pusat Petrinja berada di zona merah, yang berarti sebagian besar bangunan tidak dapat digunakan," katanya.
Dia mengatakan, tentara memiliki 500 tempat yang siap di barak untuk menampung orang-orang, sementara yang lain ditampung di hotel terdekat dan tempat lain.
"Tidak ada yang harus keluar dalam cuaca dingin malam ini," ucap Perdana Menteri.
Sebagai negara Mediterania, Kroasia rawan gempa bumi, tapi tidak besar.
Gempa kuat terakhir melanda pada tahun 1990-an ketika desa pantai Adriatik yang indah di Ston hancur.
Militer Kroasia dikerahkan di wilayah yang dilanda gempa untuk membantu operasi penyelamatan.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)