TRIBUNNEWS.COM - Berikut rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dalam 24 jam terakhir.
Pembubaran Front Pembela Islam (FPI) saat ini tengah menjadi sorotan media asing.
Sementara itu, analis yang mengamati varian baru virus corona yang diidentifikasi di Inggris mengonfirmasi bahwa varian itu memang lebih cepat menyebar, tetapi tidak menyebabkan penyakit yang lebih parah.
Putri Diana pernah mengenakan kalung di dahinya, hal itu menjadi salah satu momen ikonik nya dalam bidang fashion.
Di Jepang, salju tebal diprediksi akan tutupi hampir seluruh negeri di penghujung tahun 2020.
1. Pembubaran FPI Disorot Media Asing, Sebut Organisasi Pimpinan Rizieq Shihab 'Garis Keras' di Judul
Pembubaran Front Pembela Islam (FPI) saat ini tengah menjadi sorotan media asing.
Pada Rabu (30/12/2020), Reuters menulis soal pembubaran FPI.
Media yang berbasis di London, Inggris ini menuliskan FPI sebagai organisasi garis keras dalam judulnya.
Dalam pemberitannya, Reuters mengatakan pembubaran FPI diumumkan oleh Mahfud MD selaku menteri.
"Pemerintah sudah melarang kegiatan FPI dan akan menghentikan kegiatan yang dilakukan oleh FPI," kata Mahfud MD, seperti dikutip Reuters.
Baca juga: Apa Itu Legal Standing? Yang Membuat FPI Dianggap Bubar oleh Pemerintah secara Hukum
Baca juga: Lemkapi Sebut SKB Pembubaran Tepat Karena FPI Selama Ini Cenderung Mengganggu Kamtibmas
Larangan itu menyusul kembalinya Pemimpin FPI, Rizieq Shihab, dari Arab Saudi pada November 2020 lalu.
Saat itu, ribuan orang merayakan dan menyambut kedatangan Rizieq di Bandara Soekarno-Hatta.
Reuters menuliskan, kembalinya Rizieq ke Indonesia telah memicu keprihatinan pemerintah bahwa mungkin saja ia akan berusaha memanfaatkan kekuatan oposisi.
Selain Reuters, Channel News Asia (CNA) juga memberitakan soal dibubarkannya FPI oleh pemerintah Indonesia berdasarkan hukum.
Judul yang ditulis CNA berbunyi, "Indonesia melarang kelompok garis keras Rizieq Shihab, Front Pembela Islam."
2. Analis: Varian Baru Virus Corona Inggris Menyebar Lebih Cepat tapi Tak Sebabkan Penyakit Lebih Parah
Analis yang mengamati varian baru virus corona yang diidentifikasi di Inggris sebelum Hari Natal 2020 mengonfirmasi bahwa varian itu lebih cepat menyebar, tetapi tidak menyebabkan penyakit lebih parah.
Analisa yang dilakukan oleh Public Health England (PHE) juga menunjukkan bahwa varian baru virus corona tidak lebih mematikan daripada jenis virus lainnya.
Varian baru virus corona pertama kali diidentifikasi pada awal bulan ini, meski diduga menyebar di Inggris sejak September 2020.
Pada saat itu, para ahli memperingatkan bahwa varian baru virus corona, sekira 70 persen lebih mudah ditularkan daripada jenis virus dominan lainnya.
Baca juga: Menkes Budi Gunadi Sadikin: Varian Baru Covid-19 Mudah Menular, Tapi Tidak Fatal
Baca juga: Ahli Optimis Vaksin Covid-19 Tetap Mempan untuk Virus Corona Varian Baru
Jumlah kasus varian baru virus corona telah berkembang pesat selama sebulan terakhir dan juga telah diidentifikasi di beberapa negara di seluruh dunia.
Mengutip Telegraph.co.uk, para ilmuwan membandingkan 1.769 pasien yang memiliki varian baru virus corona dengan jumlah pasien yang sama dengan virus yang mereka sebut 'tipe liar'.
Kedua kelompok memiliki kesamaan dalam hal usia, etnis dan jenis kelamin.
Sekira 42 pasien dirawat di rumah sakit secara total, terdiri dari 26 dari kelompok tipe liar dan 16 dari kelompok varian baru.
Namun, para ahli mengatakan, perbedaan ini tidak cukup besar untuk menunjukkan signifikasi secara statistik.
Baca juga: Filipina Perluas Larangan Perjalanan untuk Batasi Penyebaran Varian Baru Virus Corona
Baca juga: Media Jerman Klaim Varian Baru Virus Corona Muncul di Berlin Sejak November 2020
3. Gara-gara Tersangkut, Putri Diana Pakai Kalung di Dahi bukan di Leher hingga Bikin Ratu Kesal
Putri Diana, Princess of Wales bukan sekali dua kali disebut mengundang kekesalan keluarga kerajaan terlebih Ratu Elizabeth II.
Dilansir Marie Clarie, Putri Diana dikenal sebagai perintis, pengubah tradisi, berani ambil risiko, hingga pelanggar aturan tradisional kerajaan.
Meskipun hal tersebut baik untuk beberapa hal, namun tidak untuk Ratu Elizabeth II, ibu mertuanya.
Terlebih jika Diana nekat melakukan itu disaat Ratu menilainya tidak pantas.
Salah satu cerita mengenai kekesalan Ratu kepada menantunya itu yakni saat Putri Diana dan Pangeran Charles melakukan tur pada 1985 ke Australia.
Saat itu keduanya menghadiri pesta makan malam gala di Southern Cross Hotel di Melbourne, Australia.
Diana mengenakan gaun malam satin berwarna hijau karya David dan Elizabeth Emanuel.
Baca juga: Selalu Jaga Ekspresi, Ratu Elizabeth II Terkikik saat Charles dan Diana Menikah, Ini Kata Pengamat
Baca juga: Ada Kisah Cinta Charles, Diana & Camilla, Ini 6 Momen Seri The Crown yang Kisahkan Kerajaan Inggris
Gaun itu diberi sentuhan terakhir, yakni kalung pusaka kerajaan.
Sebuah kalung zamrud art deco dari Ratu Mary yang diteruskan Ratu kepada Diana setelah menikah dengan Charles.
Ratu Elizabeth sejatinya tidak keberatan Diana memamerkan kalung tersebut.
4. Salju Tebal Bakal Menutup Tahun 2020 di Jepang
Tahun 2020 akan ditutup dengan salju tebal di Jepang terutama daerah laut Jepang (nihonkai) dan bahkan masuk ke daerah Kansai, Kanto serta juga selatan Jepang.
"Mulai hari ini sampai 1 Januari 2021 akan ada distribusi tekanan jenis musim dingin yang kuat di sekitar Jepang. Dan dari Jepang bagian utara hingga Jepang bagian barat, terutama di sisi Laut Jepang, akan terjadi cuaca buruk dan kasar mulai tanggal 1 Januari 2021 dan diperkirakan akan turun salju tebal," ungkap sumber di Weather Map, Rabu (30/12/2020).
Perlu kewaspadaan dan kehati-hatian masyarakat terhadap hambatan lalu lintas akibat salju lebat, kerusakan fasilitas, badai dan gelombang tinggi.
Diperkirakan udara dingin di atas jam 6 pagi pada hari Kamis, tanggal 31 Desember 2020.
"Bahkan mulai hari ini (Rabu), area di sekitar Jepang akan memiliki distribusi tekanan tipe musim dingin yang kuat, dan udara dingin yang kuat di bawah titik beku 12 ° C, yang sekitar 10 ° C lebih rendah dari biasanya, diperkirakan akan mengalir ke sekitar 1.500 meter di atas Jepang bagian barat dari utara serta timur Jepang," ujarnya.
Distribusi tekanan tipe musim dingin yang kuat akan berlanjut hingga 1 Januari (Jumat), dan mungkin berlanjut setelahnya untuk salju yang tebal.
(Tribunnews.com)