News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres Amerika Serikat

Rekaman Telepon Trump Memohon Dimenangkan Pejabat Georgia Viral, Demokrat Minta FBI Selidiki

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ekspresi Donald Trump ketika mengunjungi markas kampanyenya di Arlington, Virginia, 3 November 2020. Dua pejabat Partai Demokrat meminta FBI menyelidiki rekaman telepon Donald Trump dengan pejabat negara bagian Georgia.

TRIBUNNEWS.COM - Dua pejabat Partai Demokrat meminta FBI menyelidiki rekaman telepon Donald Trump dengan pejabat negara bagian Georgia.

Diberitakan sebelumnya, rekaman telepon antara Trump dengan pejabat Georgia, Brad Raffensperger, viral.

Dalam rekaman audio itu, Trump meminta Raffensperger agar memenangkannya di Georgia.

Presiden AS petahana ini memohon kepada Raffensperger untuk menemukan cukup suara untuk membalikkan kemenangan Joe Biden di negara bagian tersebut.

Dilansir The Guardian, rekaman Trump itu dipublikasikan pada Minggu dan langsung viral. 

Hal ini memicu perdebatan tentang apakah upaya Trump termasuk melanggar undang-undang federal yang melarang campur tangan dalam pemilihan.

Dua anggota DPR AS, Ted Lieu dari California dan Kathleen Rice dari New York, pun menuntut agar penyelidikan dibuka.

Baca juga: Bantuan tunai Covid-19 di AS: Trump tanda tangan RUU, warga AS segera terima bantuan setara Rp8,5 juta

Baca juga: POPULER INTERNASIONAL: Jimin BTS Berduka | Viral Rekaman Suara Donald Trump Minta Dimenangkan

Presiden AS Donald Trump berbicara kepada wartawan setelah berpartisipasi dalam telekonferensi Thanksgiving dengan anggota Militer Amerika Serikat, di Gedung Putih di Washington, DC, pada 26 November 2020. (ANDREW CABALLERO-REYNOLDS / AFP)

"Sebagai anggota Kongres dan mantan jaksa penuntut, kami yakin Donald Trump terlibat dalam ajakan, atau konspirasi untuk melakukan, sejumlah kejahatan pemilu," tulis mereka kepada direktur FBI, Christopher Wray.

"Kami meminta Anda untuk segera membuka penyelidikan kriminal terhadap presiden," tambahnya.

Di bawah hukum AS, merupakan kejahatan bila melakukan kecurangan dalam pemilihan umum.

"Saat Anda mendengarkan rekaman itu, pertimbangkan undang-undang pidana federal ini," cuit mantan jaksa agung AS, Eric Holder.

Dalam panggilan telepon selama satu jam pada Sabtu itu, Trump menegaskan klaimnya soal penipuan dalam pemilu.

Bahkan, dia juga menyebut kemungkinan ada pelanggaran kriminal jika pejabat Georgia tidak mengubah hasil perhitungan suara resminya.

"Yang ingin saya lakukan hanyalah ini," kata presiden.

"Aku hanya ingin mendapatkan 11.780 suara, satu lebih banyak dari yang kami miliki. Karena kami memenangkan negara."

Raffensperger, seorang kader Partai Republik, menunjukkan bahwa Georgia telah menghitung suaranya tiga kali sebelum menyatakan kemenangan Biden dengan 11.779 suara.

Baca juga: Pentagon Diam-diam Bahas Skenario Tindakan, Antisipasi Jika Trump Perkenalkan Darurat Militer

Baca juga: Pelantikan Biden akan Dimeriahkan Parade Virtual

Donald Trump sebut Joe Biden curang (MANDEL NGAN / AFP Twitter/@realDonaldTrump)

"Presiden Trump, kami memiliki beberapa tuntutan hukum, dan kami harus menanggapi di pengadilan atas tuntutan hukum dan perselisihan tersebut," katanya.

"Kami tidak setuju bahwa Anda telah menang."

"Aku memenangkan pemilihan ini dengan ratusan ribu suara. Tidak mungkin aku kehilangan Georgia," jawab Trump.

Dia mendorong teori konspirasi bahwa ratusan ribu surat suara secara misterius muncul di daerah Fulton, termasuk di Atlanta.

"Sudah cukup jelas sejak awal bahwa kami telah menyanggah setiap teori itu sejak awal, tetapi Presiden Trump terus mempercayainya," kata Raffensperger saat diwawancarai ABC.

Pada Senin sore waktu AS, pejabat pemilu di Georgia, Gabriel Sterling, membantah poin-poin rekaman telepon Trump di depan awak pers.

"Ini semua mudah, terbukti salah," kata Sterling.

"Namun presiden tetap bertahan dan, dengan melakukan itu, merusak kepercayaan Georgia pada sistem pemilihan, terutama Georgia dari Partai Republik dalam kasus ini."

Gedung Putih dilaporkan telah melakukan 18 upaya menelepon Raffensperger selama dua bulan terakhir.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini